Bola.com, Jakarta - Menghadapi dua uji coba internasional melawan Kamboja dan Puerto Rico, pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, memilih menurunkan Tim Merah-Putih level U-22 yang dikombinasikan dengan lima pemain senior.
Keputusan Milla ini didasari kebutuhan utama Timnas Indonesia U-22 mendapatkan jam terbang bertanding internasional sebelum nanti berlaga di pentas SEA Games 2017. Di sisi lain, Timnas Indonesia level senior sepanjang tahun ini tidak memiliki bertanding yang sifatnya krusial.
Advertisement
Baca Juga
Namun, karena laga persahabatan melawan Kamboja dan Puerti Rico bersifat resmi berpengaruh pada pergerakan ranking FIFA, pelatih asal Spanyol tersebut merasa perlu melibatkan sejumlah pemain senior untuk menopang Timnas Indonesia U-22.
Ia berkaca pada pengalaman tidak mengenakkan kekalahan 1-3 Indonesia dari Myanmar dalam uji coba sebelumnya. Saat itu Tim Garuda tampil murni bermodal pemain belia, sementara kubu lawan tampil dengan komposisi skuat senior.
Kelima pemain senior yang akan dipanggil adalah Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, Fachrudin, Kurnia Meiga, dan Bayu Pradana. Empat di antaranya bermain di Piala AFF 2016. Praktis, hanya Irfan saja yang absen karena dihantam cedera engkel.
Menariknya Luis Milla justru menepikan tiga pemain andalan Timnas Indonesia U-22. Ketiganya pemain yang bernilai serta menjadi pilar andalan bagi Tim Garuda Muda.
Siapa-siapa saja pemain tersebut dan apa alasan mereka ditepikan dari skuat Timnas Indonesia U-22 seleksi SEA Games 2017?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hansamu Yama Pranata
1. Hansamu Yama Pranata
Hansamu Yama Pranata, sosok pemain muda yang tengah naik daun belakangan ini. Hal ini tak lepas dengan permainannya yang menawan bersama Timnas Indonesia level senior di ajang Piala AFF 2016.
Hansamu, yang jebolan Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri yang sukses menjuarai Piala AFF U-19 2013, awalnya hanya dijadikan pemain pelapis di Timnas Piala AFF 2016 oleh Alfred Riedl.
Ia baru dipasang sebagai pemain inti setelah, duet bek utama Timnas Indonesia, Fachrudin Aryanto dan Yanto Basna, terkena hukuman akumulasi kartu. Siapa sangka di laga debut bersama Timnas Indonesia, Hansamu sukses mencetak gol pada duel leg pertama semifinal Piala AFF 2016 melawan Vietnam.
Ia kembali mengulanginya pada duel leg pertama final melawan Thailand. Dua gol yang dicetak stoper Barito Putera mengharumkan namanya. Tak hanya produktif, pemain kelahiran Mojokerto 16 Januari 1995 itu juga dipuji penampilannya saat mengawal lini pertahanan timnas.
Luis Milla, tak ragu-ragu memasukkan nama Hansamu Yama dalam jajaran skuat seleksi Timnas Indonesia U-22 SEA Games 2017. Ia selalu tampil di laga uji coba melawan Myanmar, Persija Jakarta, Persiwangi Banyuwangi, dan Bali United.
Keputusan tidak melibatkan Hansamu di dua uji coba internasional sepanjang bulan Juni, bukan karena kualitas. Pelatih Luis Milla mengaku puas pada performa sang pemain. Ia ingin mencoba pemain berbeda.
Advertisement
I Putu Gede Juni Antara
2. I Putu Gede Juni Antara
I Putu Gede Juni Antara jadi salah satu pemain andalan di sektor belakang Timnas Indonesia U-19 yang sukses menjuarai Piala AFF U-19 2013. Pemain yang bermain sebagai bek sayap selalu masuk skuat inti tim besutan Indra Sjafri.
Pemain jebolan Diklat Ragunan kemudian merasakan promosi ke Timnas Indonesia U-23 SEA Games 2013. Bersama Evan Dimas, Hansamu Yama, M. Hargianto, sosok Putu juga jadi pelanggan tim inti di sana.
Namun, entah kenapa pasca SEA Games 2015 kariernya seperti macet. Ia gagal bersaing masuk skuat inti Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Ia kalah bersaing dengan dua pemain senior, Beny Wahyudi dan Manahati Lestusen.
Momentum comeback didapat bek kelahiran 7 Juni 1995 didapat saat dipanggil Luis Milla ikut seleksi Timnas U-22 SEA Games. Putu yang kini bermain di Bhayangkara FC berharap bisa masuk skuat inti, walau hal itu tak mudah karena ia harus bersaing keras dengan Nazar Nurzaidin (Barito Putera) dan Ricky Fazrin (Bali United) , yang penampilannya tengah on-fire.
Evan Dimas Darmono
3. Evan Dimas Darmono
Nama Evan Dimas Darmono jadi pemain muda paling populer di Tanah Air dalam interval tiga tahun terakhir. Sang gelandang serang jadi kartu truf pelatih Indra Sjafri saat mengantar Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2013.
Evan mencetak hattrick sensasional saat Tim Garuda Jaya menang 3-2 kontra tim raksasa Asia, Korea Selatan, dalam laga Kualifikasi Piala AFC U-19 2014. Sosok Evan digadang-gadang sebagai next Firman Utina di Tim Merah-Putih.
Sukses di Timnas Indonesia U-19, Evan langsung naik kelas ke timnas senior. Ia jadi bagian dari Timnas Indonesia saat tampil di Piala AFF 2014. Walau Indonesia gagal melaju ke semifinal, penampilan Evan sebagai pelapis dipuji. Ia menyumbang sebuah gol saat Indonesia membantai Laos 5-1.
Selanjutnya, gelandang serang asal Surabaya itu juga tampil membela Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015.
Performa Evan yang menawan membuatnya sempat menjalani trial di klub Spanyol Llagostera. Ia juga sempat menimba ilmu di klub Negeri Matador lainnya, Espanyol B pada 2015 silam.
Sayang di Piala AFF 2016 Evan kalah bersaing dibanding pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly. Ia jadi spesial cadangan di turnamen ini. Banyak pengamat menilai belakangan performa pesepak bola kelahiran 13 Maret 1995 tersebut jauh menurun.
Saat uji coba Timnas Indonesia U-22 kontra Myanmar, Evan Dimas dipasang Luis Milla sebagai pemain cadangan. Publik sepak bola Tanah Air berharap Evan kembali on-fire, mengingat sejatinya ia pemain bintang masa depan berkualitas.
Ia ditepikan Milla di dua uji coba sepanjang bulan Juni karena mengalami cedera engkel kambuhan. Tim pelatih Timnas Indonesia U-22 berharap Evan Dimas konsentrasi menyembuhkan cedera.
Advertisement
Ezra Walian
4. Ezra Walian
Ezra Walian dipanggil memperkuat Timnas Indonesia U-22 dengan status naturalisasi. Penyerang blasteran Belanda-Manado didikan Akademi Ajax Amsterdam.
Reputasinya cukup mentereng dengan sempat membela Timnas Belanda U-15, U-17, dan U-19. Kehadirannya diharapkan menambah daya dobrak Tim Garuda Muda, yang tengah krisis bomber haus gol.
Sayang, tampil di tiga uji coba (vs Myanmar,Persiwangi Banyuwangi, dan Bali United) Ezra terlihat mandul gol. Penampilan pemain kelahiran 22 Oktober 1997 tersebut belum sesuai harapan Luis Milla.
Sempat beredar desas-desus kalau keputusan pelatih asal Spanyol tidak memasukkannya dalam uji coba Timnas Indonesia kontra Kamboja dan Puerto Rico karena penampilannya mengecewakan.
Namun, kabar itu dibantah. Ezra absen sementara dari skuat Tim Merah-Putih karena tengah fokus mencari klub baru. Kontraknya di Jong Ajax.
Ayah Ezra, Glenn Walian, menyebut putranya saat ini tengah mengurusi proses negosiasi dengan tiga klub Inggris. Ia tidak bisa bebas mondar-mandir Indonesia-Inggris, menghindari negosiasi terbengkalai.