Bola.com, Gresik - Kekalahan 0-2 Persegres Gresik United dari Persela Lamongan pada laga pekan ke-10 Liga 1, Senin (5/6/2017) di Stadion Tri Dharma, Gresik, berbuntut panjang. Sebab, hasil buruk yang kedelapan kali bagi Persegres ini memancing kemarahan Ultras Mania, kelompok suporter Persegres.
Kemarahan itu mereka luapkan seusai pertandingan. Sejumlah anggota Ultras turun ke lapangan dan menyodok ke bangku cadangan pemain Persegres. Dengan nada tinggi, beberapa Ultras mendekati pelatih Persegres, Hanafi. Mereka marah dan mempertanyakan kinerja sang pelatih.
"Mereka marah-marah pada saya. Mereka bertanya bagaimana tanggung jawab saya dengan rangkaian hasil buruk yang didapatkan timnya di pertandingan ini," ujar Hanafi.
Advertisement
Baca Juga
Hanafi tidak mempersoalkan insiden itu. Baginya, hal itu sangat lumrah karena suporter merasa memiliki. "Saya rasa sudah sewajarnya bila mereka marah. Itu bagus karena hal itu menunjukkan bahwa mereka merasa memiliki," jelas Hanafi.
Gelombang pertama pemain turun ke lapangan sebetulnya sudah bisa dihalau aparat keamanan. Namun, kekecewaan suporter tampaknya tidak tertahan. Ribuan Ultrasmania kembali turun lapangan setelah penjagaan aparat mengendur.
Mereka berkumpul di depan bangku cadangan pemain Persegres dan menyerukan agar manajer Bagus 'Gugus' Pratama mundur. Dalam struktur manajemen Persegres, jabatan Gugus memang asisten manajer. Namun, dalam praktiknya, Gugus berperan sebagai manajer.
Masih di lokasi yang sama, ratusan suporter melakukan pembakaran. Ada tiga titik di sekitar pinggir lapangan, termasuk di dekat gawang sisi utara stadion.
Mereka lantas ditemui perwakilan pemilik Persegres Gresik United, Thoriq Majidan Nur. Dalam dialognya dengan suporter tersebut, Thoriq menyatakan jabatan manajer dan pelatih yang disandang Hanafi dipastikan berubah. Terhitung sejak seusai pertandingan, jabatan manajer yang disandang Hanafi dicopot, yang tersisa hanya status pelatih kepala.