Bola.com, Malang - Sempat memperkuat tim besar seperti Sriwijaya FC dan Arema FC membuat nama bek kelahiran Kamerun, Thierry Gathuessi, masih diingat insan sepak bola Tanah Air. Namun tahun ini, bek 35 tahun itu justru masih menganggur di Prancis untuk berkumpul dengan keluarganya.
"Pasti ada rencana untuk kembali ke Indonesia. Sekarang masih jaga kondisi di sini. Cukup lama saya tidak komunikasi dengan agen dan perkembangan sepak bola Indonesia," katanya.
Saat kembali nanti, Gathuessi bisa bergabung dengan status sebagai marquee player karena dia mengawali sepak bola profesional di kasta tertinggi Liga Prancis bersama Montpellier. "Saya lima tahun main di kasta tertinggi Prancis. Semoga nantinya bisa segera kembali ke Indonesia," ujarnya.
Bagi tim yang ingin merekrut marquee player, yang sudah langsung bisa beradaptasi dengan sepak bola Indonesia, Gathuessi jadi salah satu solusinya. Apalagi jendela transfer Liga 1 akan dibuka satu bulan lagi.
Advertisement
Baca Juga
Hanya, kini dia sudah tidak muda lagi. Dia sempat jadi andalan pelatih Rahmad Darmawan saat menukangi Sriwijaya FC dan Arema karena Gathuessi bisa main di tiga posisi, yakni stoper, bek sayap, dan gelandang bertahan.
Setelah bermain di Sriwijaya FC dan Arema, karier Thierry Gathuessi mulai turun ke Persiram Raja Ampat dan musim lalu bermain di Barito Putera. Setelah itu, dia memutuskan untuk pulang ke Prancis lantaran keluarganya tinggal di sana.
"Indonesia sudah seperti rumah saya sendiri. Tapi, komunikasi terputus karena tidak ada agen. Mungkin nanti saya akan datang ke Indonesia untuk lihat situasi sekarang seperti apa dan komunikasi langsung dengan klub," jelasnya.
Perlu diketahui, perubahan status dari pemain asing biasa ke marquee player juga dilakukan PSM Makassar terhadap gelandang Wiljan Pluim. Musim lalu Pluim sudah bermain di PSM. Ketika ada aturan marquee player, status Pluim berubah karena pernah bermain di kasta tertinggi Liga Belanda.