Bola.com, Jakarta - Kualitas siaran Liga 1 dan Liga 2 2017 dikeluhkan banyak penggemar sepak bola, terutama melalui media sosial. Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Berlinton Siahaan, memberikan jawaban atas keluhan itu ketika dimintai keterangan oleh para wartawan.
Seperti diketahui, Liga 1 2017 telah digelar selama lebih dari dua bulan atau sudah berjalan 11 pekan. Seiring perjalanan, banyak yang mengeluhkan kualitas siaran pertandingan yang kurang baik. Ada yang mengeluhkan sinyal frekuensi dan ada juga yang tidak puas dengan kualitas gambar.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru seperti tutup mata. Berlinton Siahaan mengatakan permasalahan tersebut besar kemungkinan karena persoalan penerimaan sinyal di rumah-rumah penikmat sepak bola yang menyaksikan melalui layar kaca.
"Mungkin arah antena televisi kurang tepat. Mungkin bisa digeser ke kiri atau ke kanan," ujar Berlinton Siahaan kepada wartawan di Jakarta.
Ada pula keluhan terkait running text yang terlalu besar dan tayangan ulang yang terlalu singkat. Saat ditanya apakah teknis siaran di televisi itu sudah sesuai standar yang diinginkan PT Liga Indonesia Baru, Berlinton memberikan jawaban yang mengambang.
"Mungkin saja ada yang seperti itu. Namun, harus dibedakan ya bagi yang sudah sering menonton siaran, pasti tahu apa saja kekurangannya. Anda sudah sering menonton pertandingan sepak bola di televisi. Jadi, saat televisi punya kesalahan sedikit saja langsung tahu. Kalau orang biasa yang penting menonton pertandingan sepak bola. Namun, saya rasa itu masih sesuai standar. Namun, jika ada kekurangan nanti akan kami perbaiki," ujarnya.
Berlinton seperti tidak menyadari munculnya keluhan yang disampaikan penggemar sepak bola layar kaca melalui media sosial. Ketika ditanya mengenai apakah ada keluhan yang sudah didengar, Berlinton itu justru membahas keluhan dari pihak pemegang hak siar mengenai pergeseran waktu siaran karena terkait izin pertandingan Liga 1 seperti yang kerap terjadi di Indonesia bagian Timur.
"Sampai saat ini keluhan yang ada itu soal pergeseran waktu siaran yang tiba-tiba. Contoh mereka sudah siapkan untuk jam 18.00, tiba-tiba harus berubah seperti yang terjadi di Indonesia Timur. Seperti Persipura, yang akhirnya harus diubah karena izin dari kepolisian tidak keluar jika bermain terlalu malam di sana. Akhirnya harus mengikuti itu, padahal mereka sudah mempersiapkan hal ini dan itu," ungkapnya.