Bola.com, Makassar - Kiprah Simon McMenemy bersama Bhayangkara FC di Liga 1 2017 terbilang lumayan. Sampai saat ini mereka tetap bertahan di papan atas. Padahal, klub yang bermarkas di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, ini bermaterikan mayoritas pemain muda dan minim dukungan suporter. Mayoritas pertandingan yang mereka mainkan di kandang justru lebih banyak didominasi tim tamu.
Terbiasa tanpa dukungan suporter yang banyak inilah yang membuat Bhayangkara FC tetap bertaji meski bermain di kandang lawan.
Skuat Simon McMenemy mampu menorehkan tiga kemenangan dari enam partai tandang. Masing-masing menekuk tuan rumah Sriwijaya FC 2-1, Bali United 3-1, dan Persiba Balikapapan 2-1.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Simon, resep sukses timnya meraih poin penuh di kandang lawan, karena dirinya selalu memberi motivasi kepada pemain agar selalu tampil percaya diri.
"Saya bilang kepada pemain, bermain kandang dan tandang bagi Bhayangkara sama saja. Jadi bermainlah dengan hati dan kepercayaan diri yang tinggi," ujar Simon kepada Bola.com di Makassar.
Selain berkomentar kondisi Bhayangkara FC, Simon juga angkat bicara soal kompetisi Indonesia yang dinilai berpotensi berkembang dan sejajar dengan Asia Timur. Berikut petikannya:
Sejauh ini kiprah Bhayangkara di Liga 1 terbilang lumayan. Apa resep Anda?
Saya datang ke Bhayangkara FC dengan kepercayaan diri yang tinggi untuk membawa klub ini meraih hasil yang maksimal di Liga 1. Saya tahu, Bhayangkara banyak dihuni pemain muda yang belum merasakan ketatnya kompetisi profesional.
Tapi, saya yakin mereka punya potensi. Karena itu, pada setiap latihan dan saat bertanding, saya selalu memberi motivasi kepada mereka agar tampil dengan kepercayaan diri bahwa mereka mampu bersaing. Sejauh ini, apa yang saya inginkan berjalan dengan baik.
Karena itu, saya tegaskan, Bhayangkara tidak pernah memusingkan ada atau tidak aturan terkait kewajiban klub memainkan pemain U-23. Saya hanya fokus menilai pemain mana yanng siap tampil atau tidak.
Berpikir Positif
Dibandingkan dengan klub-klub yang saat ini menghuni papan atas Liga 1, Bhayangkara terbilang paling minim dukungan saat bertanding meski bermain di kandang sendiri. Ada komentar terkait dengan hal ini?
Saya tekankan lagi, kuncinya adalah kepercayaan. Saya bilang kepada pemain, apapun yang terkait dengan dukungan suporter, kami harus menerima fakta suporter Bhayangkara FC tidak sebanyak klub lain.
Dukungan suporter memang bisa berdampak pada penampilan pemain di lapangan. Tapi, dengan modal kepercayaan diri, kami akhirnya mulai terbiasa dengan kondisi minim suporter.
Pada setiap pertandingan kami tetap bermain normal. Tanpa peduli main kandang atau tandang karena kunci kemenangan sebuah tim tetap ada pada pemain di lapangan.
Bisa dijelaskan lebih dalam?
Banyak tim atau pemain di Liga 1 yang sangat percaya diri bisa memetik poin bila bermain di kandang. Sebaliknya, mereka selalu kurang yakin bisa menang di kandang lawan.
Alhasil, saat away, mereka hanya berpikir tidak untuk kalah. Bukan untuk menang. Ini harus yang dibenahi bila kompetisi Indonesia ingin berkembang dan sejajar dengan kompetisi elite Asia.
Mungkin karena ada anggapan tuan rumah diuntungkan faktor X?
Saya tidak mau berkomentar soal itu. Di setiap pertandingan, terutama laga tandang, saya berusaha berpikir positif. Tim yang tampil baiklah yang berpeluang keluar sebagai pemenang.
Terkait dengan kompetisi dan perkembangan sepak bola Indonesia. Ada komentar soal ini?
Indonesia punya potensi besar untuk berkembang karena mayoritas penduduk negeri ini sangat menyukai sepak bola. Saya melihat pemerintah dan PSSI sudah bekerja sama untuk membangun sepakbola ke arah lebih baik.
Ini modal yang bagus karena sebuah prestasi tidak lahir dari proses pembinaan yang instan. Butuh kerja sama, kerja keras, dan saling percaya.