Bola.com, Jakarta - Putaran pertama kompetisi Liga 1 2017 memasuki babak akhir. Klub-klub kontestan kompetisi kasta elite Tanah Air mulai pasang kuda-kuda mencari pemain-pemain gres saat bursa transfer tengah musim kembali dibuka oleh administrator PT Liga Indonesia Baru.
Berbeda dengan kompetisi profesional di Eropa yang memberlakukan sistem kontrak jangka panjang menahun, di Indonesia rata-rata klub-klub hanya mengontrak pemain selama setahun saja.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan jika rapor seorang pemain merah, klub-klub Indonesia tanpa banyak basa-basi bisa memutus kontrak sang pemain. Bukan pemandangan aneh jika seorang pemain bisa dengan mudahnya berganti kostum dalam semusim.
Jadi hampir bisa dipastikan bursa transfer tengah musim kompetisi kasta tertinggi di Indonesia seramai dengan bursa transfer awal musim. Bakal banyak muncul pemain baru. Lalu lintas perpindahan pemain bakal ramai.
Di ajang Torabika Soccer Championship 2016, publik sepak bola nasional dihebohkan dengan saga transfer Greg Nwokolo ke Persija Jakarta atau Marcos Flores ke Persib Bandung. Situasi serupa agaknya akan terulang di bursa transfer jelang paruh kedua Liga 1 2017.
Menurut pengamatan Bola.com ada sejumlah pemain yang jadi rebutan klub-klub Tanah Air. Mereka jadi properti panas di transfer window jilid II Liga 1 2017. Seberapa berkualitas pemain-pemain tersebut, sehingga klub-klub kita rela merogoh kocek dalam-dalam demi mengamankan servisnya selama setengah musim.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ilija Spasojevic
1. Ilija Spasojevic
Ilija Spasojevic, striker asal Montenegro bukan nama asing di persaingan elite sepak bola nasional. Pemain berusia 29 tahun tersebut sudah malang melintang di sejumlah klub Indonesia.
Ia sempat singgah di PSM Makassar, Mitra Kukar, Putra Samarinda, Pelita Bandung Raya, dan juga Persib Bandung. Di klub-klub tersebut Spaso selalu konsisten unjuk ketajaman.
Saat kompetisi Indonesia vakum karena konflik berkepanjangan antara PSSI dengan Menpora, Imam Nahrawi, pada periode 2015-2016 Spaso memilih hengkang ke Malaysia.
Pada bulan Desember 2015 ia resmi meneken kontrak selama dua tahun dengan klub Melaka United. Di musim pertamanya ia mengantar Melaka jadi jawara Malaysia Premier League 2016. Ia jadi top scorer kompetisi kasta kedua Negeri Jiran dengan lesakan 24 gol.
Sayang, Spaso jadi korban keganasan Liga Super Malaysia. Ia didepak pada pertengahan musim karena Melaka United ingin mencari pemain asing baru yang lebih wah. Padahal, dari sisi produktivitas Spaso tidak mengecewakan.
Berstatus bebas kontrak Ilija Spasojevic langsung jadi incaran sejumlah klub elite Indonesia. Persib Bandung dan Persija Jakarta yang paling terlihat getol melakukan pendekatan.
Pemain kelahiran 11 September 1987 belum memutuskan akan berlabuh ke klub mana pada bulan Agustus depan. Namun, rumor berhembus kalau ia bakal comeback ke Tim Maung Bandung, yang pernah menggunakan jasa sang pemain di Piala Presiden 2015.
Advertisement
Zulham Zamrun
2. Zulham Zamrun
Nama Zulham Zamrun melesat ke puncak popularitas saat mengantar Persib Bandung juara Piala Presiden 2017. Ia jadi pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak turnamen dengan sumbangsih enam gol.
Namun, kariernya hampir berakhir akhibat cedera berat ACL saat tampil dalam sebuah turnamen amatir di Sulawesi Selatan. Ia harus menepi dari lapangan hijau sampai setengah tahun.
Persib berbaik hati menampung sang pemain pada pentas Torabika Soccer Championship 2016. Perlahan, Zulham bangkit dari keterpurukan. Penyerang sayap kelahiran Ternate, 19 Februari 1988 itu kembali menemukan bentuk permainan terbaik.
Ia kemudian masuk skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Keputusan mengejutkan diambil sang winger jelang Liga 1 2017. Ia menolak perpanjangan kontrak dari Persib dengan alasan tak diinginkan oleh pelatih, Djadjang Nurdjaman.
Zulham kemudian kembali ke klub lamanya, Mitra Kukar. Apesnya, ia kesulitan masuk jajaran pemain inti di Tim Naga Mekes. Karena merasa diabaikan oleh pelatih, Jafri Sastra, di pertengahan putaran pertama Liga 1 2017 Zulham mengumumkan pengunduran diri dari Mitra Kukar.
Dengan kualitas yang dimiliki, Zulham jadi rebutan banyak klub. Arema FC, Persija Jakarta, Sriwijaya FC, kabarnya mulai membuka pintu negosiasi. Terakhir, Zulham dihubung-hubungkan dengan klub Liga 2, Cilegon United. Sang pemain masih bungkam bicara masa depannya.
Gustavo Lopes
3. Gustavo Lopes
Nama Gustavo Lopez mencuri perhatian penikmat sepak bola nasional pada Indonesia Super League 2011-2013. Ia jadi sentral kekuatan lini tengah Persela Lamongan.
Arema pun memboyong sang pemain pada musim 2014 dengan banderol wah. Di Tim Singo Edan gelandang serang asal Argentina langsung dicintai Aremania. Gaya bermain Gustavo mengingatkan pada sosok Luciano Leandro atau Carlos De Mello, yang memesona di era Liga Indonesia media 1990-an.
Keputusan mengejutkan diambil Gustavo Lopez, saat ia memilih menyeberang ke Malaysia pada musim 2015. Ia dibajak klub Terengganu FA. Di klub ini sang pemain lansung jadi bintang. Sayang di musim kedua gelandang kelahiran 28 April 1983 itu terpinggirkan karena cedera lutut parah.
Setelah berjuang pulih dari cedera Gustavo belakangan kembali dikait-kaitkan dengan Arema FC. Manajemen Kera-kera Ngalam pada putaran kedua Liga 1 2017 berencana melepas salah satu pemain asing non Asia yang mereka miliki.
Namun, Arema tidak sendirian dalam upaya merekrut sang pemain. Persija Jakarta dan Sriwijaya FC rumornya juga berupaya mendekati gelandang gaek berusia 34 tahun tersebut. Peluang mendatangkan Gustavo Lopez terbuka lebar, karena sang pemain saat ini tidak terikat kontrak dengan klub manapun. Walau isu rentan cedera juga menjadi bumbu saga transfer Gustavo.
Advertisement
Stefano Lilipaly
4. Stefano LilipalyDari 12 pemain naturalisasi yang ada di Indonesia, selain Cristian Gonzales sosok Stefano Lilipaly masuk kategori pemain bermutu. Kehadirannya membawa dampak nyata pada Timnas Indonesia.Stefano jadi pemain pemain paling produktif di Tim Merah-Putih bersama Boaz Solossa pada Piala AFF 2016 silam.
Ia menorehkan tiga gol di event elite Asia Tenggara tersebut.Pesepak bola serbabisa kelahiran 10 Januari 1990 tersebut jadi salah satu kartu truf pelatih Alfred Riedl di Piala AFF 2016. Sinar kebintangannya yang merekah di Tim Garuda menular ke Belanda.
Pada pergantian tahun 2016 ke 2017 Stefano yang didikan Akademi Utrecht FC digaet SC Cambuur dari SC Telstar.
Di klub barunya, Stefano yang dimainkan sebagai bek sayap unjuk produktivitas dengan sumbangan sembilan gol. Bali United jadi klub Indonesia pertama yang terang-terangan menyatakan ketertarikan memboyong gelandang serang keturunan Maluku itu. Namun mereka mundur teratur karena Cambuur mematok banderol transfer hampir menembus Rp 10 miliar.
Persib Bandung, yang kehilangan sosok playmaker ulung Makan Konate dan Firman Utina diam-diam juga kepincut ingin memboyong Stefano. Banderol mahar transfer bukan masalah bagi Tim Maung Bandung, yang berani membayar mahal marquee player asal Ghana, Michael Essien.