Bola.com, Jakarta - Chief Operating Officer PT Liga Indonesia Baru (LIB), Tigor Shalomboboy, berharap permusuhan antarsuporter segera diakhiri. Harapan itu ia utarakan setelah salah satu bobotoh, Ricko Andrean, meninggal dunia pada Kamis (27/7/2017), karena aksi kekerasan sesama suporter pada laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, akhir pekan lalu.
Advertisement
Baca Juga
Tigor berharap insiden yang membuat jatuhnya korban kali ini menjadi yang terakhir dan menjadi awal perdamaian bagi hubungan antarsuporter, khususnya antara Viking dan The Jakmania.
"PT Liga Indonesia Baru mengucapkan rasa duka cita untuk salah satu suporter Persib yang meninggal dunia. Insiden ini sebenarnya bukan bentrok antarsuporter, tapi bentrok sesama suporter yang ternyata salah sasaran," ujar Tigor saat ditemui di Kantor PSSI, Kamis (27/7/2017) siang.
"Sepak bola diciptakan bukan untuk permusuhan. Kami minta kepada semua pihak agar jangan sampai terulang insiden seperti ini karena efeknya kompetisi menjadi sangat buruk. Jangan sampai ada permusuhan-permusuhan baru. Jangan menjadi suporter yang bangga tapi akhirnya mencoreng nama baik klub," kata Tigor melanjutkan.
Soal sanksi terkait kericuhan yang ditimbulkan oknum suporter Persib, Tigor meminta Komisi Disiplin PSSI yang akan menangani perkara tersebut bisa tegas dalam memberikan keputusan.
"Tensi pertandingan seperti itu memang tinggi dan di putaran kedua nanti juga akan semakin tinggi. Komdis PSSI harus tegas. Aturan untuk menghukum bertanding tanpa penonton itu memang ada di dalam kode disiplin, tapi kembali lagi semua hukuman akan tergantung kepada Komdis PSSI," ujarnya.
Ricko Andrean menjadi korban salah sasaran pengeroyokan oknum bobotoh setelah dirinya berusaha melerai perkelahian di salah satu tribune Stadion GBLA. Ricko sempat dituduh sebagai The Jakmania karena korban pemukulan sebelumnya mencoba berlindung di balik badan bobotoh asal Cicadas yang hendak melerai perkelahian tersebut.
Pihak rumah sakit menyatakan Ricko mengalami trauma di bagian kepala (gegar otak) akibat hantaman benda tumpul. Pemuda berusia 22 tahun ini meninggal dunia setelah kritis selama lima hari pascapengeroyokan pada laga Persib melawan Persija.