Bola.com, Surabaya - Persebaya menang 2-0 atas Martapura FC, Kamis (17/7/2017) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Kendati menang, pelatih tim Angel Alfredo Alves kecewa.
Alfredo menyebut Martapura FC datang ke Surabaya bukan untuk bermain bola. Tapi membawa permainan kotor. Sebagai bukti, tiga pemainnya mengalami luka akibat permainan keras menjurus kasar pemain lawan.
"Mereka ke sini bukan untuk main bola. Mereka sengaja memancing kerusuhan. Berkali-kali pemain saya dikasari oleh pemain Martapura FC. Hal itu membuat permainan yang seharusnya berjalan bagus menjadi buruk," keluh Alfredo.
Advertisement
Baca Juga
Ketika pertandingan baru berjalan lima menit, bek sayap Persebaya, Abdul Aziz harus ditandu keluar usai mendapat tandukan pemain Martapura FC. Tak hanya Aziz yang jadj korban, dua pemain Persebaya lainnya, Yogi Novrian juga mengalami luka sobek di bagian pelipis kiri. Begitu juga dengan Rishadi Fauzi yang mengalami luka di paha kiri setelah diterjang oleh kiper Martapura FC.
Meski begitu, ia tetap bersyukur karena timnya bisa memetik kemenangan 2-0 sekaligus mendapatkan tambahan tiga poin. Dengan kemenangan tersebut, Persebaya kembali mengudeta Martapura FC dari puncak klasmen. Koleksi poin Persebaya saat ini menjadi 18 poin. Sementara Martapura FC bertengger di urutan kedua dengan 16 poin. PSIM berada di urutan ketiga dengan mengantongi 14 poin.
"Saya paling anti bicara soal wasit. Tapi kali ini pemain kami dikasari. Semua pasti tahu aturan kalau pemain diambil kakinya ketika bola tidak ada pasti dikartu merah. Seperti ketika Abdul Aziz dengan sengaja ditanduk, padahal bola sudah tidak ada," tutur Alfredo.
Sementara itu, pelatih Martapura FC, Frans Sinatra Huwae tak mau pemainnya dianggap memprovokasi. Pasalnya, semua yang terjadi di lapangan menjadi kewenangan wasit.
"Biar ditindak oleh pengadil. Semua ada aturannya, dan apa yang terjadi di lapangan sudah di bawah kontrol wasit," ucap Franz menolak pemainnya disalahkan.
Franz meminta, apa yang terjadi selama pertandingan agar dianggap selesai setelah 90 menit. Baginya, tidak ada yang perlu dipersoalkan. Ia membuktikan bahwa wasit tidak berpangku tangan ketika pemainnya melakukan aksi kotor adalah dua kartu merah yang diberikan wasit untuk dua pemainnya, Wirabuana Prayogo dan Gideon Marshell Huwae.
"Saya rasa pertandingan berjalan bagus. Meski ada pelemparan air mineral ke pemain kami. Itu bagian dari bumbu-bumbu pertandingan. Di sepak bola itu ada benturan dan aksi-aksi keras. Kalau di luar kontrol, itu bahan evaluasi buat kami. Tapi saya rasa tak masalah," ujar Frans.