Jakarta - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengakui pihaknya tidak becus dalam menangani kerusuhan suporter di pentas kompetisi profesional Tanah Air. Meninggalnya bobotoh Persib Bandung, Ricko Andrean, baru-baru ini jadi pembelajaran bagi federasi.
Advertisement
Baca Juga
Ricko menjadi korban salah sasaran di laga Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 22 Juli lalu. Ricko tewas setelah dipukuli Bobotoh karena melindungi The Jakmania, sebutan suporter Persija.
Kepergian Ricko membuat Kemenpora mengadakan jumpa suporter sepak bola di Jakarta pada Kamis (3/8/2017). Acara ini juga dihadiri Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. Dalam sambutannya, Edy mengakui kerusuhan suporter akibat PSSI tidak becus.
"Pembinaan suporter itu kewajiban PSSI. Bila ada sinisme, bukan suporter yang tidak becus, tapi PSSI-nya," kata Edy, yang juga menjabat sebagai Pangkostrad itu.
Edy berharap, meninggalnya Ricko Andrean menjadi insiden terakhir dari kerusuhan antar suporter. Dia juga meminta kerja sama para suporter untuk tidak melakukan tindakan kekerasan.
"Saya tak terlalu senang berbicara yang sulit. Kepada rekan suporter, saya minta tolong, saya tidak tahu sampai kapan seperti ini. Saya ingin ini selesai. Katain saya, kalau Ketua Umum PSSI tak becus, tak apa dikatain seperti itu, nanti kita urus," ujar Edy mengakhiri.
Jumpa suporter sepak bola Indonesia dihadiri 50 dari 53 kelompok fans yang diundang. Tiga suporter yang tidak hadir, yakni The Jakmania (Persija Jakarta), Bonek Mania (Persebaya Surabaya), dan Viking (Persib Bandung).