Bola.com, Malang - Meski minim pemain belakang, ternyata Arema FC belum memberikan kesempatan kepada rekrutan terbaru, Marko Kabiay, untuk turun bermain. Hal itu terlihat dalam pertandingan melawan Barito Putera di Banjarmasin (23/8/2017).
Ketika itu, Arema memilih memainkan bek muda Junda Irawan sebagai tandem Arthur Cunha. Bahkan saat bek kiri Ahmad Alfarizi ditarik menit 76, pemain yang dimasukkan justru Dendi Santoso. Sedangkan Adam Alis yang berposisi asli sebagai gelandang serang dipaksa jadi bek kiri.
Terkait belum turunnya Marko, pelatih Arema FC, Joko ‘Getuk’ Susilo, memberikan penjelasan. Dia punya penilaian sendiri tentang mantan pelatih Persipura Jayapura itu.
"Marko baru dua minggu gabung dengan Arema. Masih butuh waktu lagi bagi dia terutama untuk menyatukan chemistry dengan tim ini," kata Getuk.
Advertisement
Baca Juga
Pada dua pertandingan sebelumnya, Marko sudah masuk line-up pemain. Namun, dia hanya jadi penghangat bangku cadangan tanpa diturunkan. "Nanti akan kami pantau perkembangannya. Jika sudah klop, tentu akan dapat kesempatan," lanjut Getuk.
Pada saat melawan PSM Makassar, Rabu (30/8/2017), Arema sebenarnya sudah kehabisan pemain belakang murni. Marko sebenarnya bisa jadi salah satu solusi. Tetapi, Getuk belum memberikan garansi karena pertandingan melawan PSM adalah partai krusial sehingga dia akan memilih pemain yang sudah paham dengan karakter bermain Singo Edan.
Sebenarnya, Marko mengaku sudah tidak memiliki persoalan dengan adaptasi karena dia sudah mengenal beberapa pemain Arema ketika di Timnas U-23.
Selain itu, bek yang sempat bermain di Timor Leste bersama Cacusan CF itu juga sering berkelana ke beberapa klub sehingga bukan pengalaman baru baginya untuk menyesuaikan karakter bermain dengan Arema.
"Saya sudah terbiasa merantau. Jadi adaptasi bukan hal yang sulit. Apalagi di Arema suasana tim juga bagus," kata Marko.
Jika melihat dalam sesi latihan Arema, Marko beberapa kali dalam ditempa khusus sebagai bek sayap dan stoper. Namun, kini dia harus bersaing dengan Junda Irawan karena pemain muda jebolan SAD Uruguay ini justru jadi pilihan ketika krisis pemain belakang.
Ironisnya, di Malang justru Junda sering mendapatkan cemoohan karena beberapa kali tampil kurang gereget ketika Arema bermain di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.