Bola.com, Tenggarong - Mitra Kukar membuat keputusan mengejutkan dengan mendaftarkan kiper kawakan, Joice Sorongan pada putaran kedua Liga 1 2017. Kembali bermainnya Joice tak lepas dari cedera panjang yang mendera dua penjaga gawang utama, Geri Mandagi dan Joko Ribowo. Padahal Joice sejatinya adalah pelatih kiper tim Naga Mekes sejak tiga tahun terakhir.
Joice Sorongan kembali tampil di bawah mistar gawang Mitra Kukar saat menghadapi PSM Makassar, 7 Agustus 2017. Keputusan itu membuat kiper berusia 45 tahun itu menjadi penjaga gawang tertua yang bermain di kompetisi sepak bola Tanah Air musim ini.
Advertisement
Baca Juga
Lalu bagaimana cerita kiper asal Parigi, Sulawesi Tengah kembali turun ke lapangan? Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Joice Sorongan:
Bagaimana awalnya Anda bisa kembali bermain?
Saat itu atau sebelum melawan PSM Makassar, kondisi kiper Mitra Kukar memang kritis karena dua kiper utama cedera. Manajemen akhirnya meyakinkan saya dan memberi kepercayaan penuh untuk kembali bermain. Saya akhirnya melaksanakan tugas itu karena ini sudah tanggung jawab.
Apa yang Anda lakukan setelah ditunjuk sebagai kiper lagi?
Saya tidak ingin gegabah. Saya langsung memeriksa kondisi kesehatan untuk memastikan tidak terjadi apa-apa. Apalagi usia saya sudah 45 tahun, tentu stamina dan fisik menurun. Jangan sampai nanti terjadi apa-apa jika saya paksakan untuk bermain lagi.
Sempat ada perasaan ragu atau canggung saat tampil lagi?
Sempat ada persaan takut kalau tidak bisa tampil maksimal karena sudah lama tidak turun. Takutnya kalau saya blunder atau apa bisa mengganggu permainan dan mental bermain pemain lain karena banyak yang berusia muda. Namun manajemen dan juga bos selalu memberi keyakinan kepada saya. Itu yang membuat saya tampil percaya diri.
Kesan pertama Anda setelah tampil lagi?
Tentu bangga karena masih diberi kepercayaan untuk tampil bersama Mitra Kukar. Namun juga sedikit was-was karena nafas dan stamina sudah tidak seperti saat masih muda.
Adakah tips khusus saat latihan?
Yang penting tidak memforsir fisik dan juga stamina. Dengan usia saya yang sudah 45 tahun tidak mungkin mengikuti irama latihan keras dan berat, pasti tidak sanggup.
Jadi hanya bagaimana pintar-pintar menjaga kondisi tubuh atau istilahnya menjaga saja. Apalagi saya sudah lama jadi kiper, jadi saya banyak tahu soal penempatan posisi agar tidak menguras tenaga.
Adakah perbedaan dalam atmosfer pertandingan saat Anda masih jadi pemain dibanding sekarang?
Sangat terlihat perbedaan, terutama kualitas pemain. Saat ini banyak pemain muda yang memiliki kualitas individu yang jauh lebih baik. Tentu juga terlihat dalam permainan, bagaimana kecepatan anak-anak muda sangat terlihat. Saya lihat memang lebih kompetitif saat ini.
Lalu soal perbedaan kompetisi saat ini dengan dulu?
Saya rasa saat ini sudah jauh lebih fair dan baik. Apalagi operator Liga dan juga PSSI membuat terobosan mendatangkan wasit asing yang menambah kualitas kompetisi. Hal ini berbeda dengan dulu yang masih banyak terlihat wasit tidak fair dalam memimpin pertandingan.
Â
Â