Bola.com, Blitar Manajemen PSBK Peta Kota Blitar mencari keadilan ke Jakarta dengan menemui petinggi PT Liga Indonesia Baru dan PSSI. Langkah ini dilakukan PSBK menyusul keputusan hasil kompetisi Grup 6 Liga 2 yang mendegradasikan Laskar Peta.
Pada klasemen akhir penyisihan Grup 6, posisi PSBK berada di urutan kelima atau berada di bawah Persik Kediri dan Persewangi Banyuwangi yang mewakili grup ini ke babak play-off untuk bertahan di Liga 2 musim depan.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, jika dihitung secara head to head, seharusnya PSBK yang berhak meraih tiket playoff, bukan Persewangi. Pada dua laga yang dijalani PSBK dan Persewangi, anak asuh Bonggo Pribadi mengalahkan Laskar Blambangan 2-0 di Stadion Soeprijadi Kota Blitar pada putaran pertama lalu.
Pada putaran kedua, saat tandang ke Stadion Diponegoro Banyuwangi, PSBK kalah dengan skor 1-2. "Aturan sistem head to head yang kami persoalkan. Di liga mana pun di dunia, aturan head to head berdasar produktivitas, dihitung dari tim yang mampu mencetak gol di kandang lawan. Seharusnya, PSBK yang ikut playoff, bukan Persewangi," tutur Yudi Meira, Manajer tim PSBK.
Namun aturan head to head yang diterapkan PT LIB terasa aneh. "Karena soal produktivitas gol di kandang lawan tak dihitung. Kami dianggap saling mengalahkan, soal gol diabaikan. Berikutnya, langsung melompat pada poin agregat gol total selama penyisihan. Jika seperti itu, kami jelas kalah karena agregat PSBK nol, sementara Persewangi plus dua gol," kata Yudi Meira.
Kasus PSBK ini, ungkap Yudi Meira, akan dirapatkan di Jakarta, Rabu (20/9/2017) mendatang. Seolah tak mau kalah dengan sang manajer tim, Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar pun berdiskusi dengan Ketum PSSI Edy Rahmayadi terkait kasus PSBK di Liga 2, saat Pangkostrad melakukan perjalanan dinas mendampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ziarah ke makam Proklamator Bung Karno ke Blitar, Senin (18/9/2017).