Bola.com, Gianyar - Bek muda Bali United, I Made Andhika Wijaya, berhasil mencuri perhatian pada Liga 1 2017. Dia berhasil memanfaatkan regulasi setiap klub wajib menurunkan pemain U-23 pada awal musim.
Setelah regulasi tersebut dihapus, jebolan Bali United U-21 ini masih bertahan sebagai pemain inti. Bek kanan 21 tahun itu bisa menyisihkan pemain senior sekelas Hasim Kipuw. Kecepatan dan diterminasinya berhasil membuat pelatih Widodo Cahyono Putro terkesan padanya.
Menjelang pekan ke-28 Liga 1, Andhika dihadapkan dengan partai big match melawan Arema FC. Partai ini juga spesial baginya. Sebab, Arema merupakan tim yang berniat untuk merekrutnya pada musim depan.
Apalagi ayahnya, I Made Pasek Wijaya, yang kini jadi asisten pelatih Bali United pernah jadi bagian dari Arema FC sehingga dia terus dikaitkan dengan tim Singo Edan.
Advertisement
Baca Juga
Itulah mengapa, tim pelatih Arema akan memantaunya lagi dalam pertemuan itu. Lantas bagaimana persiapannya jelang laga spesial itu? Berikut wawancara Bola.com dengan I Made Andhika Wijaya.
Bagaimana persiapannya melawan Arema? Apa konsentrasi terganggu dengan kabar Arema berniat merekrut Anda?
Kabar itu tidak mengganggu konsentrasi karena masih ada kontrak dengan Bali United sampai akhir tahun depan. Justru saya berterima kasih kepada manajemen Arema FC yang sudah melirik saya.
Arema punya rekor bagus di Bali. Tiga kali pertemuan terakhir di Stadion Kapten I Wayan Dipta belum terkalahkan. Apa ini jadi beban pemain Bali United termasuk Anda?
Saya tidak berpikir rekor Arema saat main di Bali. Kalau saya diberi kesempatan main dalam pertandingan nanti, jelas ada motivasi karena semua pemain ingin memberikan hasil yang bagus untuk Bali United.
Mengidolakan Cristian Gonzales
Berposisi sebagai bek kanan, Anda akan berhadapan dengan para pemain sayap Arema. Siapa pemain yang paling sulit untuk dihentikan?
Arema punya pemain sayap yang bagus. Di sektor itu salah satu kekuatan Arema. Ada Esteban Vizcarra yang punya skill bagus dan kuat memegang bola. Begitu juga Adam Alis. Dia punya tenaga sangat kuat dan punya penetrasi bagus. Saya harus kerja ekstra keras kalau berhadapan dengan mereka.
Saat masih kecil kabarnya Anda mengidolakan striker Arema, Cristian Gonzales. Apa sampai sekarang masih mengidolakannya?
Benar, sampai sekarang saya masih mengidolakan Gonzales. Meski dari segi posisi bermain kami berbeda, tapi dia pemain luar biasa. Cocok untuk jadi anutan pemain muda.
Gonzales pemain yang bisa bertahan di top level hingga usia sekarang (kepala empat). Dulu waktu ayah saya masih di Arema (asisten pelatih), saya pernah minta foto bareng dengan Gonzales.
Sekarang Bali United sedang mengejar Bhayangkara FC untuk jadi Juara Liga 1. Sebagai pemain, pasti Anda optimis bisa juara. Faktor apa yang bisa membuat Bali United tetap bisa bersaing dalam perebutan juara?
Sebagai pemain memang harus optimistis hingga akhir musim. Tapi, ada sebuah faktor yang membuat kami punya keyakinan tinggi. Di tim Bali United, semua pemain kompak luar dan dalam.
Tidak ada grup antarpemain. Pemain asli Bali, luar kota sampai pemain asing begitu dekat. Itu yang membuat suasana tim bagus dan berimbas pada permainan yang apik di lapangan.