Bola.com, Blitar - Laga panas saat Cilegon United bermain imbang 2-2 melawan PSS Sleman dalam lanjutan Grup A Liga 2 di Stadion Krakatau Steel, Jumat (6/10/2017) lalu berbuntut panjang. Manajemen tim Super Elang Jawa menyiapkan langkah-langkah hukum serta laporan ke PSSI terkait beberapa kejadian yang terjadi.
Direktur Operasional PSS, Rumadi dalam jumpa pers, Minggu (8/10/2017) membeberkan hal-hal mengerikan saat laga tersebut. Paling utama adalah pemukulan dan pengeroyokan kepada fisioterapis, Sigit Pramudya yang dilakukan pemain tuan rumah, suporter, hingga panitia pelaksana (Panpel) Cilegon United.
Advertisement
Baca Juga
''Pengeroyokan itu benar-benar mencederai asas sportivitas dalam sepak bola. Kami akan laporkan kejadian ini ke Polisi. Sigit juga sudah divisum sebagai bahan penguat laporan nanti,'' ungkap Rumadi.
Pria yang akrab disapa Pak Rum itu menceritakan, kejadian bermula saat fisioterapis yang pernah menangani Sriwijaya FC dan Persib Bandung tersebut selesai memberi perawatan kepada striker Chandra Waskito di tengah lapangan. Setelah selesai, Sigit yang menuju bench pemain menggoyangkan jaring lawan.
Tanpa diduga, lanjut Pak Rum, pemain Cilegon United lantas memukul Sigit sebelum diamankan pihak panpel. Namun oknum panpel disebut ikut memberikan pukulan saat diamankan di sebuah ruangan.
''Kami tanya pihak keamanan, katanya diamankan panpel dan ternyata dipukuli lagi di ruangan sebelum dipindah ke dalam bus. Ini jelas tindakan keterlaluan dan menimbulkan trauma secara psikologi kepada Sigit.
Tak hanya soal pemukulan, manajemen juga melaporkan tindakan kurang terpuji yang dilakukan kubu tuan rumah. Termasuk aksi debus yang dilakukan di belakang bench pemain PSS Sleman. Plus beberapa kali bench pemain didobrak oknum suporter.
''Memang laporan kami tidak akan mengubah hasil. Namun setidaknya ada perubahan sistem yang baik. Istilahnya kalau tidak bisa memberbaiki ya jangan ikut merusak sistem itu,'' tukas Rumadi.