Bola.com, Cikarang - Seorang pelatih muda bernama Marc Alavedra Palacios membawa Timnas Thailand U-19 meraih gelar juara Piala AFF U-18 2017. Setelah itu, Timnas Thailand U-19 kalah dalam dua laga uji coba di Indonesia karena perubahan besar dalam skuat yang dibawa. Seperti apa filosofi sepak bola yang dibawa Palacios ke Thailand? Siapa sebenarnya pelatih muda yang sudah bekerja sejak usia 16 tahun ini?
Marc Alavedra Palacios mengaku baru lima bulan menangani sepak bola Thailand bersama tiga rekannya yang juga berasal dari Spanyol. Kini ia ditugaskan untuk menjadi pelatih kepala di Timnas Thailand U-19 sekaligus menjadi asisten pelatih Timnas Thailand U-16.
Advertisement
Baca Juga
Palacios mengaku sudah menjadi pelatih sejak usianya masih berusia 16 tahun, di mana ia bermain sepak bola sembari menimba ilmu menjadi seorang pelatih. Pelatih yang kini baru berusia 28 tahun itu mengaku tak pernah menyentuh sepak bola profesional ketika masih aktif bermain.
Berhasil membawa Timnas Thailand U-19 menjadi juara di Piala AFF U-18 2017 setelah mengalahkan Timnas Indonesia U-19 di semifinal dan Malaysia U-19 di final, Palacios pun menerima undangan untuk menjalani dua laga uji coba di Indonesia. Satu hal yang menarik, pelatih asal Spanyol ini membawa 15 pemain baru dari total 23 pemain yang dibawanya.
Hasilnya pun bisa ditebak, tim baru itu kalah 0-3 dari Timnas Indonesia U-19 dan 3-4 dari Borneo FC U-19. Namun, apa tujuannya datang dengan tim yang berbeda? Seperti apa filosofi permainan Thailand yang diinginkannya? Simak wawancara eksklusif Bola.com dengan pelatih muda yang punya pengalaman menjadi pelatih di RCD Espanyol itu berikut ini.
Sebelum menjadi seorang pelatih sepak bola, apakah Anda sebelumnya juga menjadi pemain sepak bola profesional?
Saya dulu bermain sepak bola, tapi tidak di level profesional. Saya bermain sepak bola pada usia 18 tahun di divisi kedua di Spanyol, Liga Nacional. Tim saya waktu itu adalah Mercantile, tim yang sangat bagus. Setelah itu saya main di divisi kedua di Katalunya bukan di Spanyol. Saya dulu pernah menjadi pemain sepak bola, tapi tidak di level profesional.
Sebelum menangani Timnas Thailand U-19, tim mana saja yang sudah pernah Anda tangani?
Saya pernah menjadi pelatih di salah satu tim di kota asal saya, di Castellar, kemudian juga di RCD Espanyol, dan klub lain di Barcelona. Saya juga ke Amerika Serikat untuk membuat summer camp dengan FC Barcelona Escola. Saya sekarang juga menjadi penasihat individu untuk banyak pemain.
Bisa ceritakan mengenai pengalaman Anda menjadi pelatih Espanyol?
Saya menjadi pelatih kedua di Espanyol, bukan pelatih kepala. Saya berada di sana selama tiga tahun. Satu tahun pertama hanya menjadi praktisi untuk masalah sports science. Saya di sana bersama David Fernandez, seorang pelatih yang luar biasa. Setelah itu mereka memberikan saya sebuah kesempatan untuk bekerja sama seorang pelatih hebat di Katalunya yang kini menjadi pelatih kepala Espanyol U-15. Saya bekerja bersamanya di U-10 dan U-12.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Filosofi Sepak Bola Spanyol ke Thailand
Anda datang ke Thailand, apa filosofi sepak bola yang Anda bawa kepada mereka?
Saya bekerja untuk sebuah perusahaan dan kami bekerja di seluruh dunia, ada di Swedia, Jepang, Finlandia, dan juga Prancis bersama Paris Saint-Germain. Ide kami adalah mencoba mengajarkan bermain sepak bola dengan baik dan bagaimana menjadi pemain yang pintar di lapangan. Kami tidak ingin hanya mejadi pelatih yang berteriak di samping lapangan, tapi kami ingin mereka mengerti dan melihat situasi yang terjadi di dalam pertandingan, untuk mengambil keputusan apa yang harus dilakukan dalam waktu singkat.
Filosofi yang Anda bawa memiliki pengaruh yang kuat dari Spanyol atau Barcelona?
Tentu saja, kami punya ide menguasai bola dan bersaing dalam pertandingan. Itu adalah ciri khas dari negara saya.
Kenapa Anda memutuskan menerima ajakan uji coba dan menghadapi Borneo FC selain Timnas Indonesia U-19?
Ketika mereka mengajukan sebuah tawaran agar kami untuk datang, dan mereka memberikan penjelasan kepada saya bahwa ada kesempatan untuk datang ke Indonesia, saya katakan ini kesempatan yang sangat bagus bagi pemain yang saya miliki.
Sebagian besar dari mereka baru pertama kali begabung dalam tim ini. Namun, kami ingin menjalani dua pertandingan untuk melihat performa yang terbaik dari 23 pemain yang saya bawa. Ini kesempatan yang bagus untuk melihat level dari pemain baru yang saya miliki. Jadi tentu saya menganggap dua pertandingan di Indonesia penting bagi saya untuk mengambil keputusan untuk kualifikasi Piala Asia nanti.
Apa alasan Anda membawa 15 pemain baru saat ke Indonesia padahal persiapan Anda untuk Kualifikasi Piala Asia U-19 cukup mepet?
Sebagian besar pemain saat ini punya banyak pertandingan yang harus dimainkan bersama klub. Pertandingan-pertandingan itu penting karena menyangkut promosi ke divisi berikutnya. Sangat wajar jika klub membutuhkan pemain-pemain itu saat pertandingan-pertandingan seperti ini.
Kami akan memilih pemain terbaik yang sudah saya lihat pada 26 Oktober dan kami akan terbang ke Mongolia. Kami akan mulai turnamen kualifikasi pada 4 November di Mongolia, jadi kami masih punya waktu untuk mempersiapkan tim dengan 23 pemain terbaik dan menyesuaikan diri dengan cuaca yang suhunya akan minus di sana.
Anda punya pemain-pemain yang akhirnya membawa Thailand juara di Piala AFF U-18. Apakah Anda akan memanggil lagi mereka untuk Kualifikasi Piala Asia U-19 setelah Anda mencoba pemain baru di Indonesia dan hasilnya dua kekalahan?
Tentu saja, fokusnya adalah saya dan tim pelatih baru tiba sekitar empat atau lima bulan lalu. Kami perlu mengetahui semua pemain yang bisa digunakan. Tentu saja setiap pertandingan akan menjadi jalan bagi para pemain untuk memperlihatkan kualitas mereka.
Setelah itu saya berharap usai Kualifikasi Asia saya akan punya sekitar 15 pemain yang kami kenal dengan sangat baik setelah cukup lama bersama. Setelah itu kami siap untuk mencari 26 atau 27 pemain untuk pelapis jika mereka cedera. Kami akan membawa pemain terbaik bersama kami tapi tak menutup kemungkinan pemain lain bisa mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan level permainan mereka.
Advertisement
Bicara Soal Sepak Bola Indonesia dan Asia
Apa yang Anda tahu soal sepak bola Indonesia?
Yang pertama saya tahu dari sepak bola di negara Anda adalah pendukung yang luar biasa. Saya juga merupakan asisten pelatih di Timnas Thailand U-16 yang bermain di Kualifikasi Piala Asia U-16 di Bangkok. Saya melihat begitu banyak pendukung yang datang untuk mendukung tim Indonesia. Anda harus bangga dengan sepak bola yang Anda miliki karena dukungan yang luar biasa dari tribun dan itu selalu menjadi yang terpenting.
Yang kedua adalah sepak bola Anda kini sangat berkembang bersama Luis Milla sebagai pelatih kepala.
Bagaimana pendapat Anda soal sepak bola di Asia?
Saya harus meminta maaf untuk membicarakan yang satu ini. Saya merasa ada begitu banyak potensi di sini karena banyak orang tinggal di Asia. Banyak pemain bagus, tapi organisasi pertahanan yang diperlihatkan tim-tim di sini tidak lebih bagus dari Eropa.
Saya tidak tahu mungkin karena aturan sepak bola yang berlaku di sini, atau karena cuaca di sini membuat permainan menjadi sulit. Saya akui bermain di Asia juga dipengaruhi oleh cuaca yang sangat panas atau justru hujan. Jadi mungkin bermain selama 90 menit di sini tidak sama dengan bermain 90 menit di Eropa.
Menurut saya, pertandingan di Asia menggila dalam 15-20 menit terakhir, dengan transisi yang sangat besar. Jika di Eropa, kami lebih coba mengedepankan gaya bermain bertahan pada menit-menit tersebut. Sepak bola di Asia perlu lebih baik, tapi saya yakin sepak bola Asia akan segera menyamai level dengan sepak bola Eropa. Banyak orang punya uang di sini untuk mengembangkan sepak bola, dan Asia akan segera menyamai Eropa.