Bola.com, Samarinda - Laga pada pekan ke-30 Liga 1 di Stadion Segiri melawan Pusamania Borneo FC menjadi momen emosional bagi kubu Persela Lamongan. Hanya berselang empat hari setelah kiper utama sekaligus kapten tim, Choirul Huda, berpulang selamanya, mereka kembali ke lapangan hijau.
Kesedihan dan duka mendalam masih menyelimuti skuat Persela. Begitu pula pendukung mereka. Tidak hanya yang berada di Lamongan, namun juga yang berada di luar pulau, seperti di Samarinda, Kalimantan Timur.
Sejak sore hari, ribuan LA Mania (kelompok pendukung Persela), sudah berdatangan ke Stadion Segiri. Mereka datang dari berbagai kota di sekitar Samarinda, seperti Tenggarong, Balikpapan, Sangatta, dan Bontang. Mereka juga membawa berbagai spanduk, foto-foto, dan poster sebagai wujud kehilangan atas meninggalnya Choirul Huda. Pemain yang mereka segani.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu anggota LA Mania asal Sanga-Sanga, Nur Amanu, mengaku merasakan kesedihan luar biasa saat mendengar kabar duka pada Minggu (15/10/2017) sore. Hingga sekarang, duka itu belum sirna.
"Saya menangis, bahkan anak saya yang masih kecil ikut menangis ketika mendengar kabar duka itu. Kami semua menangis. Almarhum sosok baik, kami warga Lamongan, merasa kehilangan. Jasa-jasa almarhum begitu besar," kata Nur Amanu.
Secara personal, Nur Amanu punya kenangan terhadap almarhum. "Choirul Huda itu sosok yang humoris, tidak sombong. Saya pernah bertemu almarhum, tahun lalu, ketika Persela menjalani uji lapangan jelang melawan Borneo FC seperti sekarang. Dia ramah, bersedia memenuhi ajakan foto bersama," kenang Nur Amanu.
Ia menambahkan, di malam sama dengan kepergian selamanya Choirul Huda, LA Mania di Sanga-Sanga langsung menggelar tahlilan.
Kini saat Persela menjalani laga tandang untuk kali pertama setelah sang kapten tutup usia, LA Mania Samarinda ingin mengenang Choirul Huda sekaligus memberikan dukungan pada tim kesayangan yang masih berduka. Mereka membentangkan spanduk ucapan duka, memajang poster serta foto-foto almarhum di Stadion Segiri.
Nur Amanu menuturkan aksi itu dilakukan secara spontan. Mereka rela merogoh kocek sendiri. "Spanduk ini saya buat siang hari, masih basah catnya. Rata-rata seperti itu. Setidaknya ini yang bisa kami lakukan untuk mengenang almarhum dan berterima kasih atas jasa-jasanya," ujar Nur Amanu, yang membawa spanduk bertuliskan "Selamat jalan Legenda C. Huda".