Sukses


Asprov DIY Risau Dampak Kerusuhan Semifinal Piala Soeratin

Bola.com, Sleman - Asosiasi Provinsi PSSI DIY diliputi kecemasan terkait insiden kericuhan di semifinal Piala Soeratin U-17 2017. Duel antara PSS Sleman U-17 melawan Penajam Paser Utama di Stadion Maguwoharjo, Rabu (25/10/2017). Laga yang dimenangkan Penajam Utama lewat drama adu penalti itu berakhir ricuh, setelah ratusan oknum suporter merusak beberapa bagian stadion dengan lemparan botol, pecahan keramik, hingga flare.

Direktur Kompetisi Asprov PSSI DIY, Ediyanto, berharap tidak dijatuhi sanksi terkait ricuh tersebut. Apalagi didapat informasi jika DIY akan kembali menjadi tuan rumah kompetisi sepak bola nasional.

''Agenda PSSI yang belum digelar Liga 3. Dari informasi yang kami dapat, Yogyakarta yang diminta menjadi tuan rumah putaran nasionalnya. Jadi kami berharap tidak ada sanksi, sehingga rencana itu terealisasi,'' kata Ediyanto pada Senin (30/10/2017).

Menurutnya, adanya kericuhan membuat Asprov PSSI DIY selaku pihak penyelenggaran pertandingan memang dibuat kecemasan seandainya PSSI berpikiran lain untuk menyerahkan kepercayaan penyelenggaraan di Jogja.

Meski kerugian tidak terlalu besar, namun kericuhan tersebut menjadi catatan bagi Asprov PSSI DIY.

''Kekhawatiran sanksi memang ada, tapi semua kekurangan dan kelemahan akan dievaluasi dan antisipasi. Kami sudah sering menjadi tuan rumah perhelatan even nasional, jadi sudah punya bekal untuk menghadapi segala sesuatu kemungkinan,'' tutur dia.

Sementara itu, Direktur Kompetisi PSSI Efraim Ferdinand saat dikonfirmasi mengakui bahwa pihaknya memang belum memberikan keputusan terkait insiden tersebut. Meski begitu pihak federasi cukup menyesalkan adanya insiden kericuhan seusai laga semifinal Piala Soeratin yang mempertemukan PSS Sleman Vs Penajam Paser Utama.

Efraim menyebut bahwa kejadian tersebut bukan kesalahan tim. Sebab sampai peluit akhir pertandingan berjalan lancar. Kericuhan yang dilakukan suporter PSS Sleman U-17 itu menurutnya ekses berikutnya setelah pertandingan. ''Intinya kami menyesalkan. Soal apakah ada sanksi atau tidak, belum ada keputusan,'' tegas Efraim.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer