Bola.com, Malang - Di pengujung Liga 1 2017, Arema FC sudah ambil ancang-ancang untuk persiapan musim depan. Tetapi, kali ini mereka belum menyusun rencana untuk komposisi pemain. Manajemen tim berjulukan Singo Edan ini menyuarakan tentang perubahan regulasi untuk kompetisi musim depan.
"Arema berharap agar regulasi yang dipakai musim depan sama persis seperti yang dipakai AFC sehingga saat ada tim yang mewakili Indonesia di kancah Asia, mereka tak lagi melakukan penyesuaian. Terutama tentang kebijakan pemain Asing. Kalau bisa dikembalikan kuotanya menjadi 3+1," jelas General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Advertisement
Baca Juga
Kebijakan tentang marquee player juga diharapkan direvisi dengan penggunaan pemain asing biasa. Namun, proses verifikasinya harus diperketat karena dalam Liga 1, sebenarnya ada beberapa pemain asing yang harusnya tidak lolos kualifikasi. Bahkan kelengkapan dokumennya juga kurang. Namun, operator kompetisi masih memberikan toleransi.
"Dari pandangan kami, hanya ada dua marquee player yang berhasil di Liga 1. Peter Odemwingie di Madura United dan Wiljan Pluim di PSM Makassar," tegasnya.
Pernyataan itu sekaligus menyentil performa marquee player Arema, Juan Pablo Pino, karena mantan pemain Galatasaray dan AS Monaco ini lebih banyak berkutat dengan cedera.
Gelandang serang 30 tahun ini tampil sebagai starter dalam 13 pertandingan dan enam kali sebagai pengganti. Dari kesempatan main tersebut, Pino menyumbangkan tiga gol.
"Jika marquee player direvisi, itu juga menyangkut asas pemerataan karena di Liga 1, tidak semua bisa membeli pemain berstatus marquee player," imbuh Ruddy.
Bahkan Arema mendukung jika jumlah pemain asing diperbanyak seperti di Liga Thailand yang memakai 4+1. Pertimbangannya, kontrak pemain asing terkadang lebih murah ketimbang pemain lokal dengan banderol timnas atau pemain yang sudah punya nama besar.
"Khususnya kontrak pemain asing baru, biasanya lebih murah dan tidak dimungkiri, pemain asing masih jadi daya tarik agar suporter datang langsung ke stadion," sambung Ruddy.