Bola.com, Jakarta - Bhayangkara FC sudah bisa disebut sebagai kampiun Liga 1 2017 setelah mengalahkan Madura United 1-3 (8/11/2017). Seluruh pemain tim berjulukan The Guardian itu merayakan gelar pertama dengan sukacita.
Namun, di tengah kebahagiaan yang mereka rasakan, tak sedikit yang mencela Bhayangkara FC, terutama netizen di media sosial.
Mereka menganggap Bhayangkara FC sebagai juara abal-abal karena klub ini dianggap tak menjalani prosedur yang benar untuk tampil di Liga 1. Apalagi di TMS federasi sepak bola dunia (FIFA), nama Bhayangkara FC masih menggunakan nama Persebaya.
Warganet mempertanyakan keabsahan klub tersebut lantaran mereka menganggap Persebaya yang legal adalah Persebaya yang tampil di Liga 2 2017.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pihak Bhayangkara FC tak mau menanggapi celotehan netizen. Bagi mereka terserah mereka bilang apa, yang penting mereka juara setelah berjuang keras sejak awal musim.
"Kami mempersiapkan tim ini dengan sebaik-baiknya dan kami menunjukkan konsistensi penampilan sepanjang musim," tutur media officer Bhayangkara FC, Eko Yudiono.
Bagi kubu Bhayangkara FC, tak masalah dibilang seburuk apapun. Bagi mereka, pembuktian yang mereka lakukan sudah mereka berikan di atas lapangan. Soal tudingan juara abal-abal atau tidak, Bhayangkara FC menyerahkan kepada publik.
"Kalau kami tidak bekerja dan tidak melakukan apa-apa semusim ini pantas disebut juara abal-abal. Tapi, itu hak setiap orang berkomentar, biarkan saja," ucap Eko.
Soal upaya klub lain yang memprotes Bhayangkara FC mendapatkan tiga poin cuma-cuma dari Mitra Kukar, Eko kembali tutup mulut. Baginya, bukan wewenangnya untuk bicara mengenai protes klub lain, karena itu ranah Komdis PSSI dan Komding atau federasi untuk memutuskan gelar juara Bhayangkara FC sah atau tidak.