Bola.com, Bangkok - Pencinta sepak bola di Thailand masih digegerkan dengan skandal match fixing yang terjadi di Thai League 2017. Pada Selasa (21/11/2017), Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) bersama Kepolisian Thailand duduk bersama, mengumumkan sebanyak 12 orang yang terlibat match fixing.
Langkah itu disebut baru sebagai awal dari gebrakan FAT bersama kepolisian untuk menghilangkan match fixing dari sepak bola Thailand.
Setelah Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyelamati FAT atas tindakan berani mereka menumpas match fixing, dukungan juga diberikan mantan-mantan pemain. Salah satu yang bersuara adalah Piyapong Pue-on.
Advertisement
Baca Juga
Piyapong Pue-on, striker Timnas Thailand pada 1981-1997, menganggap match fixing bak penyakit kanker yang menggerogoti sepak bola.
Penyelidikan atas kasus match fixing di sepak bola Thailand dianggap bisa melukai hati fans karena penggemar sepak bola di Negeri Gajah Putih bakal muak dan hal ini juga berimbas pada pihak sponsor, yang bisa jadi menjauh karena ketakutan dengan situasi ini.
"Match fixing juga terjadi di negara-negara tetangga, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura," lanjut Piyapong, yang mengemas 70 gol dari 100 penampilan bersama Timnas Thailand, seperti dikutip di Bangkok Post, Kamis (23/11/2017).
Piyapong Pue-on, yang kini berusia 58 tahun, bisa bicara seperti itu karena ia pernah berkiprah di luar Thailand. Ia membela klub Malaysia, Pahang FA, pada durasi 1986-1989.
Kemudian, striker yang pernah beberapa kali menjebol gawang Timnas Indonesia di ajang SEA Games dan King's Cup ini juga pernah membawa Lucky-Goldstar FC (FC Seoul) menjuarai K-League 1985.
Seperti diketahui, penahanan 12 orang yang diduga pelaku match fixing pada empat pertandingan Thai League 2017 jadi bola panas. Pasalnya, klub-klub yang pemain atau pejabatnya terlibat, langsung buka suara. Ke-12 orang itu lantas dibebaskan dengan jaminan.
Si Sa Ket FC, salah satu klub yang tersangkut setelah direktur mereka, Therdsak Boonchu, ikut diamankan kepolisian, bahkan mengklaim ada empat pemain mereka yang ikut terlibat. Itu di luar ke-12 pemain yang dirilis FAT dan kepolisian.
Seperti dilansir dari Bangkok Post, Pimpinan Si Sa Ket, Thanet Kruerat, mengungkapkan empat pemain itu terdiri dari tiga pemain belakang dan satu kiper.Â
"Saya tak percaya mereka terlibat match fixing. Kami sekarang harus berhati-hati dalam perekrutan pemain dan ofisial tim," kata Thanet.