Bola.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo pada Sabtu (2/12/2017) meresmikan empat venue olahraga yang akan dipergunakan untuk Asian Games 2018, yaitu lapangan hockey, lapangan latihan sepak bola Timnas Indonesia, lapangan panahan, yang diakhiri dengan peresmian arena akuatik.
Dalam kesempatan melihat lapangan latihan Timnas Indonesia, Presiden Jokowi menyempatkan untuk menyapa anak-anak Timnas Indonesia U-16 dan terlihat berbincang dengan striker Timnas U-16, Rendy Juliansyah.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, Presiden Jokowi juga sempat melontarkan pertanyaan ringan mengenai prestasi sepak bola Indonesia.
"Pak Presiden sempat memberikan note kepada saya dan bertanya, 'Kenapa ya, kita ini pemain yang muda-muda bisa menangan, tapi kalau sudah ke senior jadi kalahan.' Saya katakan kepada beliau, permasalahannya bukan pada jenjang pemain, melainkan pada jenjang kepelatihan yang terputus dari jenjang yang lebih muda ke jenjang selanjutnya. Antara pelatih yang satu dengan pelatih berikutnya. Hal itu yang menjadi sangat krusial saat ini karena guru yang baik akan menghasilkan murid yang jauh lebih baik," ungkap Ratu Tisha kepada Bola.com di lapangan latihan Timnas Indonesia, Sabtu (2/12/2017).
Ratu Tisha juga menegaskan kedatangan Presiden Jokowi yang melakukan penandatanganan buku kurikulum sepak bola Indonesia merupakan momen yang sangat membahagiakan bagi PSSI.
Jawaban atas Tantangan
Ratu Tisha menilai buku yang ditandatangani Presiden Indonesia merupakan sebuah jawaban pertama atas tantangan untuk mempercepat pengembangan sepak bola Indonesia yang memang menjadi salah satu agenda pemerintah pada awal 2017.
"Alhamdullilah ini momen yang bersejarah dan membahagiakan untuk PSSI karena ini adalah bentuk perhatian dari Presiden terhadap sepak bola Indonesia. Walau di tengah kunjungan yang padat, beliau menyempatkan diri menyapa anak-anak U-16 di sini. Ini juga bentuk apresiasi terhadap Timnas Indonesia U-16 yang sudah lolos ke putaran final Piala AFC U-16 2018. Selain itu, Pak Presiden juga bersedia menandatangani buku kurikulum pembinaan sepak bola Indonesia yang merupakan jawaban PSSI terhadap permintaan Presiden dalam rapat kabinet terbatas pada Februari lalu," ujar Ratu Tisha.
"PSSI ingin menjawab tantangan itu dengan kerja nyata, salah satunya melalui buku Filanesia yang saat ini menjadi kurikulum dalam pemberian kursus kepelatihan lisensi D dan C. Jadi ini adalah pekerjaan panjang yang kami lakukan. Selain itu, langkah kedua adalah terus melakukan pemantauan di setiap usia karena ada jenjang yang terputus tadi, jadi agar anak-anak yang bergerak ke jenjang usia berikutnya tetap bisa terpantau sampai nanti di level senior. Insya Allah dengan filanesia ini kita bisa menjawab tantangan itu walau hasilnya tidak bisa langsung dirasakan pada tahun depan, tapi semoga membawa ke arah yang semakin lebih baik," imbuh Ratu Tisha.