Bola.com, Surabaya - Sebanyak 380 anak hadir dalam program pencarian bakat yang digelar Milo Nestle di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Minggi (17/12/2017). Jumlah tersebut melebihi target yang dicanangkan panitia yang semula hanya mematok 300 anak.
"Animo peserta sangat besar. Dari target 300, yang ikut program Football Clinic Day sebanyak 380. Angka tersebut sangat fantastis mengingat ini gelaran pertama kali di Surabaya" kata Donny Wahyudi, Sport Marketing Milo Nestle kepada wartawan di stadion Kodam V Brawijaya, Minggu (17/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dua tahun berturut-turut sebelumnya, Football Clinic Day digelar di Jakarta. Khusus tahun ketiga ini, program Football School Day digelar di Surabaya. Beda dengan program Milo Football Championship, Football Clinic Day ini merupakan program pencarian bakat. Anak-anak berusia 6-12 tahun diberi kesempatan belajar bermain sepak bola dengan dipandu oleh instruktur dari dalam maupun luar negeri.
Jika mereka memiliki bakat jadi pemain sepakbola, Milo memberikan kesempatan kepada pemain usia dini tersebut untuk bisa mengikuti Milo Football Championship. Yang lolos dari program tersebut, mereka berhak mengikuti latihan di sekolah klub ternama Barcelona.
"Jadi, kita beri kesempatan bagi anak-anak untuk belajar sepak bola. Bagi yang punya bakat bisa mengembangkan bakatnya. Bisa ikut Milo Football Championship, SSB atau klub," ujarnya.
Selama mengikuti program ini, mereka ditangani oleh dua instruktur. Yaitu, Kurniawan Dwi Yulianto (mantan pemain primavera dan nasional) dan Aldrid Miro Orteu (FCB Escola).
"Rata-rata anak-anak yang mengikuti program ini memiliki kemampuan yang cukup baik. Tidak salah kalau diadakan di Surabaya. Banyak peminat, ditunjang oleh dukungan orang tua mereka," tambah Kurniawan.
Selain Kurniawan dan pelatih yang didatangkan langsung dari Barcelona berkat kerja sama selama empat tahun antara Milo Nestle dengan klub asal Catalunya tersebut, juga ada para pelatih lokal macam Sugiantoro, Uston Nawawi, Anang Ma'ruf, Mat Halil, Dedy Sutanto (kiper), Nurul Huda.
Metode latihan yang diberikan para instruktur ini, tak beda jauh dengan pemain-pemain dunia. Ada tiga sistem yang diterapkan, yakni koordinasi, games (permainan), dan sistem yang diterapkan dalam permainan.
"Yang paling utama, bukan membentuk pemain bagus. Tapi, membentuk pribadi yang baik. Ini kunci untuk bisa menjadi pemain kelas dunia," tambah Aldrid Miro.