Bola.com, Bandung - Makan Konate akhirnya memecah telur. Ia mencetak gol perdananya musim ini di laga resmi bersama klub barunya di Indonesia, Sriwijaya FC. Menariknya, gol ini dilesakannya di Bandung, kota yang memberikan kenangan indah bersamanya ketika masih memperkuat Persib Bandung musim 2014 dan 2015.
Makan Konate mencetak satu dari tiga gol kemenangan Sriwijaya FC atas PSM pada matchday kedua penyisihan Grup A Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Bandung, Minggu sore (21/1/2018).
"Saya senang karena gol ini bisa membuka peluang SFC lolos ke babak selanjutnya. Saya pikir meski banyak menurunkan pemain muda, PSM bermain baik. Tidak mudah buat kami memenangi pertandingan tadi," ujar Konate.
"Ini gol pertama saya setelah cedera, tentu saya senang sekali. Sebenarnya di laga uji coba sebelum ini, saya juga sudah mencetak gol, namun situasinya berbeda karena kemarin lawannya berbeda," imbuhnya.
Advertisement
Baca Juga
Terkait selebrasinya yang cukup emosional, Konate menyebut hal tersebut bukan sebagai aksi balasan siulan bobotoh Persib yang memberikan teror untuknya sepanjang pertandingan.
Saat Sriwijaya FC memperoleh hukuman penalti setelah Manucechr Dzalilov dilanggar, Konate memang terlihat sudah bersiap untuk mengambil tendangan. "Saya memang sudah siap dan antusias menendang penalti, tapi sekali lagi ini bukan untuk pembuktian ke bobotoh melainkan membantu tim," ungkapnya.
Soal bobotoh yang masih saja memberikan teriakan negatif meski Sriwijaya FC sudah tak lagi bersua Persib, gelandang asal Mali ini mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal ini.
"Saya profesional. Jadi, saat bermain fokus saya hanya membantu tim untuk memenangi pertandingan. sedikit pun saya tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi di luar lapangan," tegasnya.
Penampilan apik Makan Konate dalam dua pertandingan terakhir bersama Sriwijaya FC disambut gembira sang pelatih, Rahmad Darmawan. RD juga menganggap tekanan yang diberikan bobotoh buat Makan Konate justru berakibat positif untuk pemainnya itu.
"Sejak awal tujuan kami di turnamen ini bukan hanya melihat kemampuan teknis pemain, namun juga mengukur mental. Tekanan bobotoh, saya pikir sangat bagus dan hal itu juga menunjukkan apabila bobotoh masih mencintai Konate," timpal Rahmad Darmawan.