Bola.com, Solo - Fase 8 besar Piala Presiden 2018 menjadi pentas bagi deretan penjaga gawang untuk unjuk gigi. Kiper Sriwijaya FC, Teja Paku Alam, jadi satu di antaranya.
Dua dari empat pertandingan di fase 8 besar turnamen pramusim paling bergengsi ini ini diakhiri dengan babak adu penalti, yakni pada laga Persebaya Surabaya vs PSMS Medan dan Bali United vs Madura United (3/2/2018). Kiper PSMS, Abdul Rohim, maupun kiper Bali United, Wawan Hendrawan, tampil cukup apik pada laga itu.
Sehari setelahnya, Teja Paku Alam juga jadi buah bibir berkat kepiawaiannya membendung penalti pemain Arema FC, Dedik Setiawan.
Advertisement
Baca Juga
Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, menyebut berhasilan Teja menghalau penalti Dedik pada menit ke-61 menjadi titik balik kebangkitan anak asuhnya saat bertemu Arema di Stadion Manahan, Solo (Minggu (4/2/2018).
"Setelah bermain kurang lepas di babak pertama, kami memulai 45 menit kedua dengan lebih baik. Tapi, tiba-tiba mendapat penalti. Ketika berhasil digagalkan oleh Teja, jadi titik balik dan pemain SFC justru bermain lebih efektif sesudahnya. Jadi, saya pikir momen penyelamatan tersebut sangat krusial dan menjadi salah satu kunci keberhasilan lolos dari babak 8 besar," tutur Rahmad Darmawan.
Teja mengaku sebelumnya tidak melakukan persiapan khusus menghadapi penalti lawan. "Tapi, memang setelah melihat dua laga babak 8 besar hari sebelumnya yang berakhir dengan adu penalti, saya hanya berpikir harus siap juga bila nantinya menghadapi situasi serupa," ujar Teja.
Namun, pemain asal Padang ini menyebut sebelum berangkat ke Solo, tim pelatih sempat mengadakan satu sesi latihan penalti. "Kuncinya cuma satu, saya serahkan dan pasrah saja kepada Allah SWT. Mungkin kemarin saya juga dinaungi keberuntungan," ungkapnya.
Di sisi lain, Arema FC kembali mendapat tendangan penalti kembali di menit ke-83. Berbeda dengan sebelumnya, meski sudah berhasil menebak arah bola, Teja gagal menghalau sepakan Ahmad Nur Hadianto dan Sriwijaya FC tetap kebobolan.