Bola.com, Solo - Duel Persija Jakarta melawan Bali United menjadi ujung Piala Presiden 2018. Bermain di SUGBK, Jakarta, Sabtu (17/2/2018), Persija berhasil menjadi juara baru Piala Presiden dengan menekuk Bali United 3-0.
Perjalanan turnamen pramusim yang diputar sejak satu bulan lalu ini usai sudah. Berbagai hal menarik tersaji dari Piala Presiden 2018 yang diikuti 20 tim peserta ini. Satu di antaranya adalah perihal suporter.
Pendukung tak bisa dipisahkan dari sebuah klub. Lebih spesifik lagi, suporter dengan lagu-lagu dukungan bak bagian yang tidak terpisahkan. Setiap kali memberi semangat kepada tim kesayangan, mereka selalu bernyanyi untuk memberi semangat dengan diiringi aksi lain.
Advertisement
Baca Juga
Tak jarang, sejumlah suporter baik di pentas sepak bola luar negeri maupun Indonesia, memilki lagu "wajib" untuk dinyanyikan di tribune.
Sebut saja Liverpool dengan "You'll Never Walk Alone" yang melegenda. Lalu ada "Glory-glory Man United" yang selalu dinyanyikan lantang pendukung tim Setan Merah.
Demikian pula dengan suporter Indonesia. Mereka memiliki lagu khusus, yang juga jadi identitas. Bonek memiliki "Emosi Jiwaku" untuk memberi semangat kepada Persebaya Surabaya.
Kemudian Jakmania mempunyai "Kami Satu Jiwa" untuk mendukung Persija Jakarta, hingga "Langkah Kecil" milik Brigata Curva Sud (BCS), kelompok pendukung PSS Sleman.
Lalu, bagaimana chant-chant yang dinyanyikan suporter merupakan lagu daerah masing-masing? Hal unik sekaligus menarik itulah yang tersaji dalam perhelatan Piala Presiden 2018.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Salam Kenal dari PSMS Fans Club
Bola.com mencermati aksi-aksi suporter beserta chant-chant yang dinyanyikan di tribune stadion. Semisal saat semifinal PSMS Medan melawan Persija Jakarta di Stadion Manahan, Solo, 10 dan 12 Februari 2018. Kebetulan, kedua tim berasal dari daerah yang berbeda yakni Sumatra Utara dan DKI Jakarta.
Beberapa di antara mereka menyanyikan lagu daerah, yang menjadi hiburan tersendiri bagi suporter lain. Sebab, ada ungkapan, satu di antara ciri bangga jadi Bangsa Indonesia adalah bangga pada budayanya.
Indonesia kaya akan suku, ragam budaya, termasuk lagu daerah. Hal ini yang coba ditonjolkan suporter, khususnya di Piala Presiden 2018. Tengok saja dalam syair lagu ini:
Rambadia Rambamunadaito
Rio rio ramba naposo
Marga dia marga munadaito
Uso uso naso umboto
Ala tipang tipang tipang polo labaya
Ala rudeng rudeng rudeng po
Lirik di atas merupakan petikan lagu khas masyarakat Sumatra Utara, Rambadia. Dari sudut tribune VIP Utara Stadion Manahan, Solo, kelompok pendukung PSMS Medan begitu semangat menyanyikan lagu yang mengandung maksud ucapan salam kenal tersebut.
"Setiap wilayah tentu memiliki lagu daerah masing-masing, termasuk dari Sumatra Utara. Kami merasa bangga menyanyikan lagu daerah sebagai identitas orang Batak," kata Ketua PSMS Fans Club (PFC) Jateng, Raynaldo Ginting, saat berbincang dengan Bola.com.
Tidak hanya Rambadia, ratusan PSMS Fans juga menyayikan lagu khas lainnya, Sinaggar Tulo, lengkap dengan tarian bersama kain ulos, khas Sumatra Utara yang jadi pengganti syal. Harmonisasi antara lagu dan tarian mampu mengundang decak kagum penonton.
"Dengan menyanyikan lagu daerah, kami juga berharap pemain akan lebih semangat. Sebab, mereka akan merasa membawa nama baik Sumatra Utara dan khususnya Medan," lanjut mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu.
Advertisement
Kicir-Kicir dan Suwe Ora Jamu
Lain PSMS Fans, lain pula Jakmania. Sebagai suporter asal ibu kota, mereka juga memiliki lagu daerah kebanggaan, yakni Kicir-Kicir. Ribuan Jakmania selalu menyanyikan lagu yang biasanya diiringi orkes tanjidor, khas Betawi. Hanya, memang terdapat sedikit perubahan di bait terakhir yang ditunjukan untuk mendukung Persija.
Kicir-kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur menghibur Persija Jaya...
Di mana pun Jakmania memberi dukungan, lagu perpaduan pantun Melayu dan syair itu selalu menggema di stadion. Mereka seolah ingin menunjukkan "kami dari Jakarta".
"Ini seperti lagu wajib yang kami nyanyikan saat mendukung Persija. Apalagi lagu Kicir-Kicir kan berasal dari Jakarta," ucap satu di antara Jakmania, Zaki.
Selain Jakmania dan PSMS Fans, suporter lain yang turut menyanyikan lagu daerah adalah suporter PSIS Semarang, dengan "Suwe Ora Jamu", yang dinyanyikan ketika menang atas Persela Lamongan di laga pamungkas fase Grup D.
Suwe ora jamu
Jamu godhong telo
Suwe ora ketemu
Temu pisan siji kosong
Bait terakhir sengaja diubah suporter PSIS dengan artian "sekali bertemu 1-0". Saat itu, tim Mahesa Jenar akhirnya meraih kemenangan 1-0 dan menjadi poin penuh pertama di Piala Presiden 2018.
Ada lagi The Macz Man (pendukung PSM Makassar) yang bersenandung lagu "Sulawesi Pa'rasanganta". Terjemahannya berarti tanggung jawab besar bagi masyarakat untuk menjaga Sulawesi sebagai kampung halaman.
Tentunya, lagu daerah yang dinyanyikan suporter tak hanya menjadi ciri khas atau kebanggaan budaya. Namun, juga menghilangkan lagu-lagu berbau rasis yang bisa menimbulkan efek negatif mengingat fungsi sepak bola adalah alat pemersatu bangsa.