Sukses


Manajer Persebaya Minta Publik Melupakan Citra Masa Lalu Bonek

Bola.com, Surabaya - Keputusan panpel Persela Lamongan untuk tidak memberikan kuota tiket bagi suporter Persebaya Surabaya, Bonek Mania, membuat manajer Persebaya, Chairul Basalamah, merasa tidak nyaman.

Akibat hal itu, Persebaya tidak mendapat dukungan dari suporter kebanggaan mereka ketika bertanding di Stadion Surajaya, Lamongan, Jumat sore (30/3/2018).

Menurut Chairul Basalamah, masih banyak publik yang menilai Bonek kerap melakukan tindak negatif. Padahal, selama ini suporter dengan warna kebesaran hijau itu telah melakukan banyak perubahan.

"Sampai kapan masalah Bonek ini dijadikan isu terus. Saya mengajak semuanya untuk move on. Sampai kapan menjadikan Bonek sebagai kambing hitam. Banyak perubahan yang dilalukan oleh teman-teman Bonek," kata manajer tim yang akrab disapa Abud itu, Kamis (29/3/2018).

Keputusan yang diambil panpel Persela itu dianggap seolah menuduh Bonek akan berbuat onar di Lamongan. Namun, ada pertimbangan gesekan yang mungkin dilakukan pihak lain untuk memprovokasi Bonek.

Abud, sapaan karib sang manajer, merasa jengah dengan anggapan Bonek kerap melakukan kerusuhan. Bukti perubahan itu sudah terlihat ketika Persebaya menjamu Perseru Serui di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (25/3/2018).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Publik Belum Move On

Saat itu, Bonek memang sangat gaduh memberikan dukungan kepada Bajul Ijo. Namun, sudah tidak kerusuhan yang terjadi. Bahkan, mereka juga tidak menyalakan flare seperti yang kerap terjadi pada musim lalu atau bahkan pertandingan di Piala Presiden 2018.

"Jangan diambil sisi negatif saja saja. Banyak juga hal baik yang sudah dilakukan. Kami adalah tim dengan suporter paling berisik. Kemarin waktu pertandingan pertama sangat berisik, tapi tidak menyalakan flare. Semua pihak harus membentuk kepercayaan," imbuh Abud.

Bonek Mania memenuhi Stadion GBT, Surabaya, Minggu (28/1/2018), pada laga Persebaya vs Madura United. (Bola.com/Aditya Wany)

Pria 38 tahun itu menganggap banyak pihak yang tidak tahu perkembangan yang dilakukan Bonek Mania sehingga penilaian lama, masih tidak berubah. Dia bahkan mencontohkan, bagaimana penyelenggaraan Piala Gubernur Kaltim (PGK) II 2018 di Samarinda bisa berlangsung baik.

Di semifinal PGK, Persebaya harus melawan Arema. Padahal, Bonek dengan Aremania, suporter Arema, selama ini terkenal punya rivalitas tinggi. Tetapi, konflik antara dua kelompok suporter asal dua kota terbesar di Jawa Timur itu tidak terjadi.

"Teman-teman di Samarinda sempat memberi karpet merah. Yang dekat, kok malah tidak. Di PGK, Bonek dan Arema bisa satu tribune dan tidak ada apa-apa. Saya mengajak semua move on dari cerita zaman dulu. Jangan-jangan, publik tidak membaca media. Kamusnya masih lama," sentil Abud.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer