Bola.com, Malang - Laga sengit antara Arema FC melawan Persib Bandung pada pekan keempat Gojek Liga 1 Bukalapak di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu malam (15/4/2018) berakhir dengan kericuhan. K
etika pertandingan memasuki babak tambahan dan skor masih sama kuat, 2-2, oknum Aremania menyodok masuk ke lapangan. Mereka melakukan aksi itu karena kecewa Arema masih belum bisa membukukan kemenangan.
Bahkan dalam pertandingan ini mereka nyaris kalah 1-2. Beruntung Balsa Bozovic bisa menyamakan kedudukan di menit ke-86. Namun, kekecewaan Aremania sudah tidak bisa dibendung lagi.
Advertisement
Baca Juga
Bermula dari beberapa suporter yang turun dari tribune tempat papan skor berada, beberapa Aremania dari tribune lain ikut melakukan aksi sama. Aparat keamanan sempat melakukan tindakan. Selain match steward, pihak kepolisian anti huru-hara juga datang. Aremania sempat beberapa saat kembali ke tribune.
Namun, mereka justru kembali turun ke lapangan dengan jumlah yang lebih besar. Dari pantauan, botol, batu, dan benda-benda yang ada di sekitar mereka jadi senjata untuk melakukan pelemparan terhadap Polisi Anti Huru-Hara. Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, diduga juga jadi satu di antara korban pelemparan itu.
Melihat kondisi tak kondusif, panpel bergerak cepat melakukan evakuasi. Tim Persib lebih dulu dilarikan ke ruang ganti. Setelah itu langsung dipulangkan dengan rantis. Beberapa saat kemudian, ganti rombongan Arema yang dievakuasi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Korban Pingsan
Evakuasi itu berlangsung cepat karena semua suporter masih berada di dalam stadion. Hanya, beberapa Aremania masih sempat melempari rantis yang ditumpangi Persib.
Untuk menghentikan aksi anarkis oknum Aremania, kepolisian melepaskan tembakan gas air mata. Langkah ini berhasil membubarkan Aremania yang sempat bergerombol di tengah lapangan.
Namun, tindakan ini memakan korban. Puluhan Aremania pingsan dan ditangani di dalam Stadion Kanjuruhan.
Banyaknya korban juga membuat ruangan medis yang ada tidak bisa menampung. Aremania yang jadi korban harus ditangani di beberapa ruangan seperti musala, hingga di pelataran depan ruangan konferensi pers.
Hingga saat ini, panpel Arema masih berjuang mendatangkan tambahan tenaga medis untuk menangani korban. Sementara pihak keamanan berjuang menghentikan protes yang masih berjalan di dalam dan luar Stadion Kanjuruhan.
Advertisement