Bola.com, Malang - Momen unik tersaji saat konferensi pers menjelang laga Perseru Serui melawan Arema FC di ruang media Stadion Gajayana, Malang, Selasa (5/6/2018).
Pelatih Perseru, I Putu Gede, dengan fasih mengucapkan salam khas Arema dan Aremania. "Salam Satu Jiwa," katanya memulai sesi konferensi pers.
Advertisement
Baca Juga
Ucapan itu sontak membuat suasana mencair. Awak media dan ofisial kedua tim yang ada di ruangan sempat tertawa.
Putu merupakan legenda Arema. Namun, posisinya kini harus menjadi lawan karena melatih Perseru. Hanya, dia ternyata tidak pernah lupa dengan salam khas tim berjuluk Singo Edan tersebut.
"Jujur, saya rindu merasakan atmosfer Aremania karena sudah lama saya tidak merasakannya. Dulu saya bermain di Arema juga di Stadion Gajayana. Setelah itu baru pindah ke Stadion Kanjuruhan," kata pelatih 44 tahun tersebut.
Dalam pertandingan nanti, Putu mengakui bakal jadi pengalaman pertama sebagai pelatih untuk melawan Arema.
Hal ini sekaligus jadi pembuktian kualitas pria keturunan Bali tersebut lantaran dia juga pernah masuk calon asisten pelatih Arema di awal musim ini. Namun, karena proses pembicaraan terlalu berbelit-belit, Putu lebih dulu menerima pinangan Perseru yang lebih serius.
"Bagi saya, tentu luar biasa melawan Arema. Karena ini pengalaman pertama sekaligus pentas bagi saya dan pemain Perseru untuk memperlihatkan kualitas," ujarnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Seperti Keluarga
Putu merupakan pemain Arema di musim 2004-2006. Waktu itu dia menjabat sebagai kapten tim sehingga dia sangat disegani di Arema. Putu juga dianggap sebagai anutan karena memiliki kharisma sebagai kapten.
"Arema memang sudah seperti keluarga. Sekarang juga masih beberapa kali ketemu teman-teman dari Arema di jalan. Tapi, nanti tetap saya merasa senang jika bertemu di lapangan karena suasananya pasti berbeda kalau sudah bertemu di lapangan," ucapnya.
Dilihat dari kemampuan sebagai pelatih, rapor Putu tergolong lumayan. Dengan komposisi pemain Perseru yang tidak terlalu mengkilap dan persiapan mepet, untuk sementara dia bisa menghindarkan tim dari zona degradasi.
Putu juga membuat Perseru jadi tim yang paling sedikit kebobolan. Meski, dia juga punya problem lini depan yang kurang produktif.
Advertisement