Bola.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono buka suara soal komentar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang berniat untuk membekukan kembali PSSI. Jokdri ingin tatap muka dengan Imam Nahrawi.
"Ini sesuatu yang sangat serius. Ya prinsipnya PSSI siap dipanggil oleh Menpora untuk mendengarkan langsung yang beliau sampaikan. Karena sebenarnya PSSI tidak hanya bersaut-sautan dengan Menpora melalui media," kata Jokdri.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Iman mengancam akan kembali membekukan PSSI kalau menemukan praktik judi di sepak bola nasional. Imam memfatwa pengaturan skor haram hukumnya mewarnai sepak bola Indonesia.
Ditegur Imam, Jokdri tidak kecewa. Justru, PSSI berterima kasih kepada menteri asal Bangkalan, Madura tersebut. Sebab, ultimatum ini bakal membuat kedua belah pihak lebih bekerja keras memberantas praktik judi dan pengaturan skor.
"Yang kedua, apa yang beliau katakan tentu menjadi waktu yang tepat untuk PSSI, dan jika beliau mendapatkan indikasi dan bukti tentang apa yang beliau sampaikan, PSSI mengucapkan terima kasih," ujar Jokdri.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
PSSI Kapok
Jokdri menganggap polemik ini bukan masalah enteng. Mengingat, PSSI trauma dengan pembekuan dari Menpora. Pada 2015 lalu, Imam mematikan aktivitas PSSI sebelum menariknya pada setahun kemudian.
"Jadi, intinya PSSI berharap Menpora memanggil PSSI. Hal ini sangat serius. Pembekuan menjadi sesuatu yang nervous bagi kita. Dan mudah-mudahan ini komunikasi yang paling penting untuk kita follow up," tutur Jokdri.
Jokdri berencana menyurati Imam untuk merencanakan pertemuan supaya polemik ini segera selesai.
"Kami berencana berkirim surat kepada Pak Menteri untuk mendapatkan penjelasan sekaligus mohon waktu untuk bisa dipanggil menghadap. Agar, hal yang demikian menjadi konsentrasi kita bersama untuk bisa berkolaborasi, menghentikan semua indikasi yang beliau sampaikan," imbuhnya.
Advertisement
Butuh Aduan
Jokdri mengatakan butuh bukti dan aduan terkait praktik judi dan pengaturan skor untuk dapat menindaklanjuti lebih jauh.
"Sebagaimana yang selalu kita sampaikan, judi ataupun pengaturan skor yang lebih spesifik, maka harus di follow up dengan upaya invesitgasi kemudian tindakan," kata Jokdri mengakhiri.
Sumber: Liputan6.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi bercerita tentang rencana Timnas U-22 ke Spanyol dan pemain favoritnya di Timnas Indonesia