Bola.com, Jakarta - Suasana jalanan kota Medan mendadak sunyi. Padahal, detak waktu masih menunjukkan pukul 19.00 WIB, suatu hal yang diluar batas kewajaran. Sebagian besar masyarakat sedang harap-harap cemas menatap serius ke layar kaca ketika PSMS Medan berlaga pada final Liga 1 2017 melawan Persebaya Surabaya.
Suasana lebih menegangkan pun terjadi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Sebenanya, hasil apapun di final tak akan berpengaruh untuk kedua tim yang sudah otomatis meraih tiket promosi ke Liga 1 2018.
Advertisement
Baca Juga
Namun, kedua tim yang memiliki sejarah panjang di peta sepak bola Indonesia itu tetap menganggap laga tersebut pertarungan hidup, mati, dan juga gengsi. Pertandingan baru berjalan sembilan menit, namun dua gol sudah tercipta dalam laga tersebut.
Diawali dari Rishadi yang membawa Persebaya unggul pada menit kedua, kemudian dibalas Wirahadi yang mencetak gol penyeimbang pada menit kesembilan melalui tendangan 12 pas. PSMS kemudian berbalik unggul melalui Roni Fatahillah pada menit ke-38.
Namun, keunggulan itu hanya berlangsung selama tiga menit. Irfan Jaya membuka asa buat Persebaya dengan mencetak gol pada menit ke-41. Skor 2-2 bertahan hingga turun minum.
Drama empat gol pada babak pertama nyatanya bertahan hingga 90 menit waktu normal. Hingga akhirnya pada menit ke-92, Irfan Jaya membuat ribuan Bonek Mania berpesta dan menutup kemenangan dengan skor 3-2.
Persebaya resmi promosi ke Liga 1 2018 dengan predikat juara Liga 2. Diikuti PSMS Medan yang meraih peringkat ketiga dan juga PSIS Semarang yang melengkapi tiket ketiga.
Liga 1 2018 ketika itu diramalkan bakal berlangsung seru. Maklum, Persebaya, PSMS Medan, dan PSIS merupakan klub-klub sepuh dalam percaturan sepak bola Indonesia.
"Bandung menjadi tempat kembalinya Medan ke Liga 1. Selamat bertemu dengan Persib. Akan terjadi lagi sekarang sudah mulai komplet, Persebaya, Persib, Persija, Makassar, dan PSMS," kata pelatih PSMS Medan ketika itu, Djadjang Nurdjaman.
"Itu lima legenda perserikatan dulu, sekarang sudah kembali. Semoga tahun depan lebih ramai lagi," ucap Djanur ketika itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terpuruk dan Gagal Bersaing
Namun, apa yang diramalkan Djadjang Nurdjaman ketika itu tak jadi kenyataan. PSMS justru kepayahan bermain di Liga 1 yang membuat Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, kehilangan jabatannya tak sampai empat bulan setelah PSMS berlaga di kompetisi elite Indonesia.
Alasan pemecatan Djanur sebenarnya cukup masuk akal. Selama dilatih Djanur, pasukan Ayam Kinantan memiliki rapor yang tak bagus-bagus amat.
PSMS mencatatkan 10 kali kekalahan dan hanya meraih lima kemenangan. Kursi pelatih pun beralih ke Peter Butler, yang juga belum lama kehilangan jabatannya di Persipura Jayapura.
Kehadiran pelatih asal Inggris itu pun belum membawa banyak dampak positif untuk PSMS. Legimin Rahardjo cs hanya meraih satu kemenangan dari empat pertandingan alias tiga sisanya kalah.
Rentetan hasil minor yang dialami PSMS musim ini mau tidak mau membuat mereka terdampar ke dasar klasemen. PSMS menjadi tim juru kunci dengan raihan 18 poin.
Meskipun demikian, Peter Butler yakin PSMS Medan cepat atau lambat bakal bangkit. Menurut dia, apa yang dilakukannya saat ini adalah sedang merekonstruksi tim yang tangguh.
"Pemain saya bermain bagus malam ini dan saya bangga dengan mereka. Anda tidak mengerti dengan situasi di ini. Saya saat ini sedang mencoba membangun rekonstruksi tim yang bagus," curhat Peter Butler sesaat setelah PSMS takluk 1-3 dari Bhayangkara FC (3/8/2018).
PSMS Medan tak sendiri sebagai tim yang kepayahan di Liga 1 2018. Tim promosi lainnya seperti PSIS Semarang pun mengalami hal yang tak berbeda.
Laskar Mahesa Jenar juga berada di zona merah yakni posisi 16 alias hanya unggul dua poin dari PSMS Medan. Situasi yang agak sedikit menguntungkan dialami Persebaya Surabaya yang berada di peringkat 12 dengan raihan 25 poin.
Berkaca pada margin poin di papan bawah, persaingan ketat diprediksi bakal terjadi hingga pekan terakhir Liga 1 2018. Bukan sesuatu yang mustahil tim seperti PSMS Medan, PS Tira, dan PSIS Semarang yang berada di urutan tiga terbawah bakal bangkit di sisa 15 laga musim ini. Menarik untuk dinantikan Sang Raksasa terbangun dari tidurnya.
Advertisement