Bola.com, Surabaya - Kecemerlangan David da Silva bersama Persebaya Surabaya tidak terlepas dari campur tangan pelatih interim Sugiantoro. Striker asal Brasil itu mencetak dua gol dalam kemenangan 3-1 atas Persela Lamongan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (5/8/2018).
Beberapa kali keduanya terlibat dalam komunikasi dalam pertandingan yang menandakan instruksi pelatih kepada pemainnya. Namun, siapa sangka Sugiantoro rupanya seorang pelatih yang tidak lancar berbahasa Inggris.
Hal itu diungkapkan oleh David. Dia mengaku sempat kesulitan berkomunikasi dengan pria 41 tahun karena dirinya pun juga masih belum bisa berbahasa Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
“Saya awalnya bingung saat tahu coach tidak lancar berbahasa Inggris. Tapi, lama-lama coach bisa menggunakan beberapa kode bersama saya. Semuanya tetap berjalan lancar dan terbukti saya bisa mencetak gol,” kata David kepada Bola.com, Rabu (8/8/2018).
Sampai sekarang, David hanya bisa menguasai dua bahasa saja. Selain bahasa Inggris, striker 28 tahun itu juga lancar bahasa Portugis yang menjadi bahasa resmi di negara asalnya Brasil.
Sayangnya, Sugiantoro tidak lancar berbicara dua bahasa yang dikuasai oleh David. Saat dikonfirmasi oleh Bola.com mengenai hal ini, pria yang karib disapa Bejo itu justru menanggapinya dengan tertawa.
“Saya harus akui bahasa Inggris saya terbatas. Jadi, saya meminta bantuan dari dua pemain asing Persebaya, Robertino (Pugliara) dan (Otavio Dutra). Mereka bersedia untuk menerjemahkan yang sama maksud kepada David. Alhamdulillah semuanya bisa berjalan bagus,” ungkap mantan pelatih Persik Kediri itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengatasi Kendala saat Latihan
Robertino dan Dutra sebenarnya berasal dari negara yang berbeda dengan bahasa yang berbeda pula. Robertino merupakan warga Argentina dengan bahasa ibu Spanyol, sementara Dutra adalah pemain asal Brasil yang berbahasa Portugis.
Namun, dua bahasa itu masih satu rumpun dalam bahasa Roman. Ketiga pemain asing Persebaya ini kerap berbincang dengan bahasa mereka masing-masing dan bisa memahami satu sama lain.
“Kendala justru terjadi saat latihan. David ada di tengah lapangan sementara Robertino dan Dutra juga ikut di dalamnya. Kadang dalam latihan mereka kan jadi lawan pada sesi small game. Kalau saya sampaikan nanti ketahuan instruksi saya apa,” imbuh Bejo sambil tertawa.
Di antara dua pemain asing itu, Dutra yang lebih banyak mendapat tugas menerjemahkan instruksi Bejo. Sebagai sesama warga Brasil, Dutra dan David tentu bisa memahami dengan lebih mudah.
Namun, cara ini juga memiliki kelemahan mengingat Dutra adalah pemain belakang. Jaraknya yang cukup jauh dengan David sebagai striker bisa menjadi penghambat komunikasi Bejo dengan David.
“Kalau kondisinya begitu, Robertino yang lebih banyak saya minta bantuan. Dia gelandang serang dan jaraknya juga dekat dengan David. Lagipula, sepak bola itu memiliki bahasa universal. Kadang dengan beberapa gerakan atau istilah umum bahasa Inggris saja David sudah paham,” tandas Bejo.
Advertisement