Bola.com, Sidoarjo - Tak seperti biasanya, laga Timnas Indonesia U-16 di Piala AFF U-16 2018 diisi oleh lagu nasional. Seorang gitaris fingerstyle, Domy Stupa menjadi salah satu pengisi acara dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Kamis malam (9/8/2018).
Domy bersama presenter sepak bola, Intan Saumadina, menjadi mempersembahkan tiga lagu di pertandingan ini. Pertama, mereka tampil saat turun minum melantunkan “Sampai Jumpa” yang dipopulerkan oleh Endank Sukamti.
Ribuan penonton yang hadir di stadion pun larut dalam lagu ini. Mereka ikut menyanyikan lagu yang kerap dilantunkan untuk mengenang duka cita tersebut. Domy pun mengaku sengaja membawakannya.
“Lagu itu memang kami bawakan untuk mengenang korban gempa bumi di Lombok. Saya kebetulan sering bawakan lagu ini di stadion dan saya yakin semua orang tahu lagu ini,” kata Domy kepada Bola.com.
Advertisement Baca Juga
Sementara dua lagu lainnya dibawakan oleh Domy dan Intan setelah pertandingan berakhir. Kemenangan 1-0 atas Malaysia menjadi catatan yang pas buat mereka untuk membawakan “Indonesia Pusaka” dan “Bagimu Negeri”.
Padahal, biasanya muncul Viking Clap yang setiap selesai pertandingan kerap dilakukan penonton dan pemain Timnas Indonesia U-16. Kali ini agak berbeda meski Viking Clap tetap dilakukan.
“Setelah pertandingan, kami mencoba mengeluarkan terobosan baru yang sudah ada di klub Liga 1 atau Liga 2 dengan bernyanyi anthem klub. Tapi karena timnas, saya akan nyanyi “Indonesia Pusaka” dan “Bagimu Negeri”. Saya tidak bilang berusaha menghilangkan Viking Clap,” imbuh pria asal Yogyakarta itu.
Keinginan Domy untuk tampil di laga Timnas Indonesia sudah muncul sejak lama. Dia pun sangat bersyukur akhirnya mendapat kesempatan untuk bisa menyajikan hal baru kepada penonton.
Sebelum pertandingan, dia juga telah berkoordinasi dengan beberapa dirigen suporter mengenai hal ini. Domy pun mendapat sambutan positif karena ini bisa memunculkan semangat baru.
“Sudah jauh hari dari beberapa pertandingan timnas, saya sering dikode bisa ngisi atau tidak. Tapi kalau untuk FIFA matchday lebih ribet daripada Liga 1. Saya kapan saja kalau untuk timnas Indonesia saya tidak akan menolak,” ucapnya.
“InsyaAllah, ini adalah sejarah baru di Timnas Indonesia. Suporter awalnya mau menggabung penampilan kami dengan koreo mereka. Tapi, koreo itu dilakukan saat pertandingan berlangsung sementara kami jelas tidak boleh menyanyi di momen itu,” tandasnya.