Bola.com, Sidoarjo - Timnas Indonesia U-16 berhasil menyabet gelar juara di Piala AFF U-16 2018. Tim Garuda Asia berhasil mengalahkan Thailand di partai final lewat adu penalti setelah bermain 1-1 di waktu normal pertandingan di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Sabtu malam (11/8/2018).
Banyak kalangan yang memberikan pujian kepada kiper Ernando Ari Sutaryadi berkat dua penyelamatannya saat adu penalti. Atau, pujian dilayangkan buat Bagus Kahfi dengan torehan 12 gol sepanjang turnamen.
Namun, ada satu pemain yang juga memiliki peran penting di pertandingan ini. Dia adalah pemain sayap M. Fajar Fathur Rachman, pencetak satu gol Timnas Indonesia ke gawang Thailand di partai puncak Piala AFF U-16 2018.
Fajar baru masuk pada menit ke-17 menggantikan Amanar Abdillah di laga ini. 16 menit berselang, dia mampu menjebol gawang Thailand lewat aksi individu.
Advertisement
Baca Juga
Tanpa golnya, pertandingan tidak akan dilanjutkan ke adu penalti mengingat Thailand mencetak gol balasan lewat Apidet Janngam pada menit ke-72. Namun, Fajar menolak sebutan pahlawan.
"Itu semua berkat kerja keras tim. Saya tidak akan bisa mencetak gol kalau tidak karena kerja semua pemain di tim. Kemenangan ini untuk masyarakat yang terkena musibah di Lombok," kata Fajar.
Fajar merupakan satu di antara pemain yang tidak pernah absen dalam tujuh pertandingan di Piala AFF U-16 2018 Dengan mengantongi 327 menit bermain, Fajar mencetak dua gol dalam jumlah pertandingan tersebut.
Sorotan publik banyak tercurah kepada Bagus Kahfi seiring penampilan impresifnya Timnas Indonesia U-16. Atau mungkin, cerita mengenai Bagus bersama saudara kembarnya, Bagas Kaffa, juga banyak diketahui pencinta sepak bola nasional.
Namun, tidak banyak yang tahu, Fajar merupakan putra asal Papua, atau bahkan satu-satunya putra Papua di skuat Garuda Asia. Fajar merupakan anak yang lahir dan besar di Manokwari, Papua Barat.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Satu-satunya Putra Papua
Meski berasal dari Papua, pemain kelahiran 9 Mei 2002 itu menimba pengalaman sepak bola di Jawa Barat. Dia bergabung dengan akademi di Purwakarta bernama ASAD 313 yang merupakan singkatan dari Asli Sepak Bola Anak Desa.
Di saat rekan satu tim mendapat dukungan langsung dari orang tua dengan datang ke stadion saat pertandingan, Fajar harus memendam keinginan tersebut. Orang tuanya yang tinggal di Manokwari hanya bisa menyaksikan kiprahnya lewat televisi.
"Orang tua saya bekerja sebagai PNS di sana. Mereka tidak bisa datang, jadi menonton pertandingan di TV saja. Kemenangan ini juga untuk ibu, ayah, dan semua keluarga di Manokwari," ucapnya.
Fajar juga terhitung baru bergabung dalam Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini. Ia baru gabung tahun lalu. Dia belum memiliki pengalaman internasional sebelum turnamen ini.
Pemain bernomor punggung 22 ini bukan bagian dari Garuda Asia yang menjuarai Piala Tien Phong 2017 atau Jenesys Cup 2018. Dia bahkan baru bergabung beberapa bulan menjelang turnamen ini.
"Ini memang pertama kali saya gabung dan ikut TC (pemusatan latihan) timnas. Perasaan saya sangat bangga dapat panggilan dari PSSI untuk ikut TC bersama Timnas Indonesia U-16. Harapannya, bisa dipercaya terus bergabung di timnas," imbuhnya.
Di usianya yang baru 16 tahun, Fajar diprediksi memiliki masa depan cerah dalam sepak bola Indonesia. Dia masih memiliki beberapa tahun lagi untuk semakin mematangkan kemampuan dan pengalamannya sebelum terjun di dunia sepak bola profesional.
Advertisement