Bola.com, Semarang - PSIS Semarang melakukan perubahan besar setelah jeda Gojek Liga 1 bersama Bukalapak. Perubahan paling mengejutkan adalah pendepakan pelatih asal Italia, Vincenzo Alberto Annese, dan digantikan mantan pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra.
Pelatih berusia 54 tahun itu langsung menunjukkan daya maginya dengan membawa Laskar Mahesa Jenar menang 3-2 atas tuan rumah PSMS Medan, pada laga debut pekan lalu (12/9/2018). Itu adalah kemenangan pertama PSIS di kandang lawan sepanjang kompetisi musim ini.
Perubahan tak hanya pada sektor pelatih, namun juga sosok kapten tim. Saat melawan PSMS, striker Hari Nur Yulianto didaulat sebagai pemimpin menggantikan Haudi Abdillah yang selama ini, bahkan sejak kompetisi Liga 2 musim lalu, tak tergantikan sebagai sosok leader.
Advertisement
Baca Juga
Haudi lantas bercerita terkait pergantian kapten tersebut. Ia mengaku tidak diganti, melainkan lebih dulu memilih menyerahkan ban kapten ke pemain lain.
"Jadi, saat libur jeda kompetisi, saya sudah berbicara ke manajemen soal keputusan mundur sebagai kapten. Bagi saya pribadi, tim ini butuh perubahan agar dapat berbuah positif. Makanya saya meletakkan ban kapten dan mendapat persetujuan dari manajemen," ungkap Haudi saat berbincang dengan Bola.com, Selasa (18/9/2018).
Pemain berusia 24 tahun itu menyebut, banyak pemain PSIS yang lebih pantas menjabat sebagai sosok leader. Apalagi tak sedikit pemain tim kebanggaan masyarakat Kota Lunpia yang malang melintang di kompetisi kasta tertinggi.
Kiper Jandia Eka Putra akhirnya ditunjuk sebagai kapten baru. Namun, mantan kiper asal Padang itu absen melawan PSMS karena cedera sehingga ban kapten beralih ke Hari Nur.
"Mudah-mudahan perubahan ini performa tim PSIS akan semakin menanjak. Termasuk target terbesar adalah lolos dari degradasi," ujar Haudi.