Bola.com, Malang - Laga amal Arema FC melawan Madura United pada Sabtu (29/9/2018) malam membuahkan banyak hal positif. Satu di antaranya adalah rencana membuat rivalitas suporter tidak sampai mengarah ke kekerasan.
Dua tim yang punya rivalitas tinggi, Arema FC dan Persebaya Surabaya akan bertemu pada pekan ke-24 Gojek Liga 1 bersama Bukalapak. Operator kompetisi masih belum menentukan jadwal baru kapan laga itu akan dihelat. Namun sebuah komentar menarik muncul dari CEO Arema yang juga menjabat kepala staf PSSI, Iwan Budianto.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
"Kedepan, hubungan semua suporter yang punya rivalitas harus diperbaiki. Satu di antaranya dengan memberikan kesempatan bagi semua suporter untuk saling menunjungi. Ada regulasi panpel harus menyiapkan lima persen kapasitas stadion untuk tim tamu," kata pria yang akrab disapa IB tersebut
Artinya, Aremania dan Bonekmania ada peluang untuk saling mengunjungi. Baik saat pertandingan dihelat di Malang maupun Surabaya. Namun IB menambahkan jika hal itu belum bisa diterapkan di pekan 24. Karena tiket Arema melawan Persebaya sudah ludes.
"Tentu belum bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Tapi itu jadi solusi kedepannya. Mereka harus adu kreatif dalam stadion. Persilahkan kedua suporter saling bertemu. Mungkin dimulai dari jumlah sedikit dulu. Seperti perwakilan 200 suporter dan harus dijaga ketat untuk kenyamanan mereka," lanjutnya.
Selama ini, baik Aremania maupun Bonekmania tidak pernah saling menunjungi. Pelampiasannya justru terjadi diluar stadion. Ketika kedua suporter bertemu dijalanan, bentrokan tak bisa dihindarkan. Sebenarnya, tahun ini kedua suporter sudah pernah berada dalam satu stadion.
Tepatnya saat gelaran Piala Gubernur Kaltim awal tahun 2018. Kedua tim bertemu di Samarinda. Waktu itu kedua suporter di tanah rantau justru bisa berdampingan. Karena tidak ada insiden kekerasan yang terjadi.
Kini tantangannya adalah mendamaikan mereka saat bermain di Malang maupun Surabaya. Hal ini juga berlaku untuk suporter Persija dan Persib.