Bola.com, Malang - Dirigen Aremania, Yuli Sumpil dan rekannya Fandy sudah divonis oleh komisi disiplin PSSI. Mereka dilarang masuk stadion di seluruh Indonesia seumur hidup.
Itu merupakan imbas dari kejadian dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 bersama Bukalapak pekan lalu (6/10/2018) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Keduanya memang melakukan aksi masuk lapangan dan dianggap melakukan provokasi kepada pemain cadangan Persebaya yang melakukan pemanasan ketika jeda pertandingan. Namun, sanksi tersebut dinilai terlalu berat oleh Aremania. Mereka mengakui jika Yuli dan Fandy melakukan kesalahan. Tapi sanksi yang diberikan dinilai tidak setimpal.
Advertisement
Baca Juga
"Banyak dukungan yang diberikan suporter lain kepada saya, mulai The Jakmania sampai suporter dari klub Malaysia. Baik via telepon maupun pesan singkat. Dari Aremania sampai saat ini banyak yang menemui saya dan memberikan semangat," kata Yuli Sumpil ketika ditemui Bola.com di kediamannya, Jumat (12/10/2018).
Namun dirigen 42 tahun ini tidak ingin mencari pembelaan. Dia justru lebih sedih dengan hukam yang diterima Arema, yakni tanpa penonton di sisa laga kandang Liga 1 dan denda 100 juta rupiah. "Hukuman untuk saya tidak terlalu dipikirkan. Yang saya sedih justru sanksi untuk Arema. Selain itu, Aremania yang tidak melakukan apa-apa juga kena imbas tidak bisa menonton sampai akhir musim," lanjutnya.
Beberapa Aremania dan suporter lain yang simpati kepadanya juga menganggap sanksi tersebut tidak adil. Menurut mereka, hukumannya sama dengan suporter Persib yang melakukan pengeroyokan kepada fans Persija, Haringga Sirla di Bandung hingga tewas pada 23 September lalu.
Dengan sanksi tersebut, Yuli mengaku tidak pernah pensiun sebagai Aremania. Dia mengaku sampai akhir hayatnya akan tetap mendukung Arema dengan caranya lain yang akan dipikirkannya kedepan.
"Tidak ada istilah pensiun dalam dunia suporter. Hati, jiwa dan raga saya selalu untuk Arema," tegasnya.
Walau dikenai sanksi berat, nama Yuli ternyata masih harus dimata suporter lain. Bahkan suporter dari klub Malaysia seperti Kedah FA, Selangor FC dkk tetap menganggapnya sebagai panutan. Yuli Sumpil beberapa kali bertemu dengan suporter Malaysia sejak tahun 2008 setelah membintangi film The Conductor. "Mereka berkirim pesan tetap menjadi saudara. Sakit dan sedih yang saya rasakan ikut dirasakannya juga," imbuhnya.