Bola.com, Malang - Aremania bakal kehilangan sang dirigen, Yuli Sugianto atau yang akrab disapa Yuli Sumpil. Komdis PSSI sudah menjatuhinya sanksi larangan memasuki stadion di seluruh Indonesia sejak Kamis (11/10/2018).
Yuli dianggap melakukan pelanggaran dengan masuk lapangan bersama rekannya Fandi (juga dikenai sanksi sama) saat jeda pertandingan.
Advertisement
Baca Juga
Dia dinilai melakukan provokasi kepada pemain cadangan Persebaya yang sedang melakukan pemanasan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (6/10/2018).
Padahal, sejak 1997, dia merupakan dirigen fenomenal yang bisa membuat Aremania seisi stadion kompak bernyanyi mendukung tim Singo Edan.
Lantas seperti apa tanggapan dan rencana Yuli setelah dikenai sanksi? Berikut wawancara Bola.com di kediamannya di daerah Gang Sumpil, Kota Malang, Jumat (12/10/2018).
Komdis menjatuhkan sanksi berat kepada Anda. Dari mana Anda mengetahui kabar itu?
Teman-teman mengirim beritanya kemarin. Tapi, saya justru sedih saat mengetahui Arema dikenai sanksi tanpa penonton hingga akhir kompetisi. Itu lebih berat. Harusnya cukup saya saja yang dikenai sanksi karena saya yang berbuat.
Aremania lain yang tidak melakukan apa-apa, kini terkena imbasnya. Tim juga. Padahal, jalannya pertandingan selama 90 menit lancar. Tidak dihentikan sama sekali karena insiden.
Apakah Anda kaget dengan sanksi seumur hidup tidak boleh memasuki stadion di Indonesia?
Jujur, sempat kaget. Meski sepulang pertandingan melawan Persebaya, saya sudah memprediksi akan dikenai sanksi. Tapi, pikiran saya waktu itu mungkin sanksi tahunan. Tidak seumur hidup. Tapi, saya tegaskan tidak meminta maaf kepada siapa pun.
Sebenarnya saya tidak ingin berkomentar terkait sanksi tersebut. Saya khawatir komentar saya dipelintir atau membuat suasana semakin panas. Biarkan masyarakat, media, dan yang lainnya yang menilai. Apakah sanksi itu pantas atau adil untuk saya karena ini pembunuhan karakter.
Terlepas dari itu, sekali lagi saya sedih justru dengan sanksi untuk Arema. Sanksi saya itu nomor sekian.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menitip Pertanyaan
Apa yang membuat Anda memasuki lapangan ketika jeda pertandingan saat melawan Persebaya?
Itu karena hati saya yang bergerak. Waktu Arema main di Surabaya saat putaran pertama lalu, teror yang dihadapi jauh lebih berat. Arema tidak bisa menginap di Surabaya karena beberapa hotel menolak (faktor keamanan).
Jajal lapangan juga tidak diberikan. Keluar masuk stadion dilempari. Maskot 'ikan' mereka mengacungkan jari tengah. Lambang di papan skor dibalik sepanjang pertandingan dan yang lainnya.
lantaran perlakukan itu, saya seakan ingin membalas. Tapi, hanya dengan masuk lapangan dan membawa uang. Tapi, maknanya saya rahasiakan. Saya juga tidak menyentuh pemain Persebaya.
Apa rencana Anda setelah dijatuhi sanksi?
Saya tetap menjadi Aremania. Tidak ada istilah pensiun dari suporter. Tapi, belum terpikir seperti apa ke depan. Pasti akan ada kerinduan untuk mendukung Arema. Ini mungkin sudah takdir saya. Harus diterima dengan lapang dada.
Apa harapan Anda kepada Aremania?
Semoga teman-teman lebih solid. Saya terima disanksi seperti ini bisa membuat fan lebih baik. Tapi, yang perlu saya suarakan, Komisi Disiplin PSSI harus membuat regulasi yang detail sebelum kompetisi dimulai.
Kalau suporter masuk lapangan hukumannya seperti apa dan yang lainnya Karena sekarang sepertinya belum ada regulasi yang tegas mengatur itu. Jadi, suporter bisa tahu apa saja hukumannya jika melanggarnya.
Rencana lain dalam dunia suporter yang akan Anda lakukan setelah ini?
Ada sebuah pertanyaan juga yang saya titipkan. Jika ingin mendukung Timnas Indonesia di dalam stadion atau di luar negeri, apakah saya juga tidak diperbolehkan karena sebagai warga Indonesia, saya juga ingin memberikan dukungan kepada negara.
Advertisement