Sukses


Kekurangan Timnas Indonesia U-19 Menurut Ibnu Grahan

Bola.com, Surabaya - Selama persiapan Piala AFC 2018, Timnas Indonesia U-19 melakoni empat kali uji coba internasional. Dari empat laga itu, Timnas U-19 menang dan imbang masing-masing satu kali dan kalah dua kali.

Saat melawan Yordania pada uji coba terakhir (13/10/2018), Timnas Indonesia U-19 yang unggul 3-0 lebih dulu harus kebobolan dua gol di babak kedua.

Pengamat sepak bola nasional asal Jatim, Ibnu Grahan, memiliki sejumlah analisis tentang kelemahan Timnas Garuda Nusantara dalam empat laga yang telah mereka jalani. Ia juga menyebutkan apa saja yang harus diperbaiki untuk menutupi celah tersebut.

Ibnu menyebutkan, Timnas Indonesia U-19 kerap kehilangan fokus ketika sudah unggul. Hal itu tampak pada pertandingan melawan Yordania.

Selain itu, ia menilai Timnas Indonesia U-19 sulit keluar dari tekanan lawan karena kurang siap mengantisipasi perubahan permainan lawan yang lebih agresif dibanding sebelumnya.

"Juga ada kesan mereka ingin mempertahankan keunggulan tanpa melihat peluang untuk menambah keunggulan," tutur mantan pelatih Bhayangkara FC ini.

Padahal, sebelum wasit meniup peluit panjang, segala kemungkinan sangat bisa terjadi. Itulah mengapa, Ibnu berharap Saddil Ramdani dkk. tidak boleh merasa nyaman dengan keunggulan yang mereka dapatkan.

Di Piala AFC U-19 2018, dengan ketiga tim lawan yang memiliki postur pemain lebih tinggi, Timnas Indonesia U-19 juga tidak boleh hanya mengandalkan kecepatan semata saat menyerang, tetapi juga ketika transisi dari menyerang ke bertahan. "Mereka harus secepat mungkin menutup ruang lawan," kata Ibnu.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Masalah Penyelesaian

Ibnu menyebut Timnas Indonesia U-19 masih kerap meninggalkan ruang yang cukup besar bagi pemain lawan untuk melakukan penetrasi maupun melakukan tembakan langsung dari sisi tengah lapangan.

Bagi Ibnu, mencegah lawan mengirim umpan akan meminimalkan risiko kebobolan karena ia meyakini lawan akan memanfaatkan keunggulan posturnya.

"Melawan Arab Saudi dan China, timnas kalah karena jarak antara pemain tengah dan belakang tidak ideal, atau terlalu lebar. Melawan Arab Saudi, lawan bisa leluasa melakukan dua kali tembakan jarak jauh tanpa ada gangguan. Menghadapi China, Timnas U-19 buruk dalam menjaga lawan," tuturnya.

Yang terakhir adalah masalah penyelesaian. Di matanya, upaya Timnas Indonesia U-19 cukup bagus saat membongkar pertahanan lawan, namun kerap gagal memanfaatkan peluang menjadi gol.

"Dari empat laga uji coba itu, tiga di antaranya Timnas U-19 punya banyak peluang. Hampir hanya ketika melawan China yang mengalami kebuntuan," kata Ibnu.

Ketajaman pemain Timnas Indonesia U-19 musti diasah. Maklum, untuk memenangi pertandingan, selain harus banyak menciptakan peluang, efektivitas dalam menyelesaikan kesempatan menjadi keharusan.

Video Populer

Foto Populer