Bola.com, Surabaya - Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman memiliki catatan yang kurang apik saat menemani timnya tampil di kandang. Tiga kali berstatus tuan rumah, dua di antaranya Persebaya dipecundangi oleh PS Tira dan Borneo FC.
Kini, Persebaya bakal kembali bermain di kandang menjamu Madura United. Laga bertajuk Derbi Suramadu itu bakal dihelat di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Kamis malam (25/10/2018).
Pelatih yang akrab disapa Djanur itu menilai para pemainnya kerap merasa tegang saat bermain di hadapan suporter sendiri. Dia tidak tahu apakah tekanan Bonek (suporter Persebaya) memang cukup besar untuk timnya.
“Pemain terasa lebih tegang di kandang. Saya tidak tahu penyebabnya apa, mungkin merasa ada sedikit presssure dari (suporter), mudah-mudahan sebaliknya. Saya ucapkan terima kasih kepada Bonek sudah banyak memberikan dukungan,” kata Djanur, Rabu (24/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sayangnya, animo Bonek untuk datang ke Stadion GBT saat ini kian menurun. Terbaru, hanya terdapat 12.153 penonton yang hadir saat menjamu Borneo (13/10/2018). Padahal, kapasitas stadion ini mencapai 50 ribu.
Makanya, Djanur meminta kepada Bonek untuk kembali memberikan dukungan maksimal kepada timnya. Semangat timnya untuk memenangkan pertandingan diyakini akan berlipat dengan kehadiran suporter.
“Saya berharap Bonek mau datang memberikan dukungan kepada kami lebih banyak dari sebelumnya. Ini pertandingan yang sangat penting, Persebaya akan berusaha tampil dan mendapat dukungan dari Bonek,” imbuh pria berusia 53 tahun itu.
Di Liga 1, hanya ada dua pertandingan kandang Persebaya yang dipenuhi oleh penonton dengan jumlah lebih dari 50 ribu. Masing-masing terjadi saat menjamu Arema FC (6/5/2018) dan Persib Bandung (26/7/2018).
Laga melawan Arema menjadi pertemuan pertama kedua tim yang terlibat rivalitas sesama klub Jawa Timur di Stadion GBT. Sementara saat menjamu Persib menjadi wadah pertemuan Bonek dengan Viking Persib Club karena keduanya adalah kelompok suporter bersaudara.
Stadion GBT juga pernah didatangi oleh 50 ribu lebih penonton saat Persebaya menjamu Madura United. Pertandingan itu merupakan lanjutan Piala Presiden 2018 pada awal musim ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Modal Apik Setelah Menggulung Persib
Sementara itu, bek kanan Persebaya, Abu Rizal Maulana tidak merasa terbebani jelang duel melawan Madura United. Laga pekan ke-27 Gojek Liga 1 bersama Bukalapak itu bakal tersaji di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (25/10/2018).
Pemain yang akrab disapa Rodeg itu sebenarnya adalah putra daerah asal Madura. Dia lahir dan besar di Sampang, satu di antara empat kabupaten yang terdapat di Pulau Madura.
Ikatan emosionalnya dengan Laskar Sape Kerap memang tidak begitu terasa. Maklum, Rodeg kini sudah berusia 24 tahun, sementara Madura United baru berdiri pada 10 Januari 2016 atau dua tahun lalu.
“Keluarga dan orang terdekat tentunya mendukung saya. Termasuk juga orang tua dan yang menyukai saya. Pastinya, untuk Persebaya walaupun saya adalah orang Madura,” kata pemain bernomor punggung 22 itu.
Rodeg pun mengemban misi untuk meneruskan tren positif Bajul Ijo di Liga 1. Sebelumnya, Persebaya berhasil menang 4-1 atas Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (20/10/2018).
Selama ini, Persebaya belum pernah sekalipun mencatat dua kemenangan beruntun pada musim ini. Makanya, momen melawan Madura United ingin dimanfaatkan untuk kembali meraup tiga poin.
“Tim kami sangat bagus setelah menang atas Persib. Semoga kami bisa menjaga trek kemenangan ini. Kami akan mengulangi yang pernah dilakukan saat itu dan menjalankan instruksi pelatih,” imbuhnya.
Persebaya punya modal apik pernah menang 1-0 atas Madura United di stadion yang sama pada Piala Presiden 2018, 28 Januari lalu. Selain itu, klub yang berdiri pada 1927 itu juga belum pernah kalah dalam semua pertemuan dengan Madura United.
Advertisement