Bola.com, Bangkalan - PSIS Semarang dipastikan tetap berada di Liga 1 musim depan setelah berhasil mencuri poin di kandang Madura United pada pekan ke-32 Gojek Liga 1 bersama Bukalapak. Tim berjulukan Mahesa Jenar ini menahan Madura United 2-2 di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, Senin (26/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dengan tambahan satu poin penting di kandang Laskar Sape Kerrab, sudah cukup memastikan posisi PSIS tak terkejar tim yang berada di jurang degradasi. Anak asuh Jafri Sastra saat ini mengemas 43 poin dan berada di peringkat ke-11.
Dua tim yang berada di zona merah adalah Perseru Serui dan Sriwijaya FC, yang sama-sama memiliki nilai 36 di peringkat ke-15 dan 16.
Dengan selisih keunggulan tujuh poin, dapat dipastikan PSIS tak terkejar lagi oleh tim zona degradasi karena kompetisi hanya tinggal menyisakan dua pertandingan lagi.
Kepastian bertahan di Liga 1 disambut gembira Skuat Mahesa Jenar. PSIS berstatus tim promosi dari Liga 2 di musim lalu, namun ternyata dapat bersaing dalam kerasnya kompetisi Liga 1.
Sempat terseok-seok di papan bawah sampai dengan pertengahan musim, PSIS dapat bangkit di bawah naungan pelatih Jafri Sastra yang menggantikan Vincenzo Annese.
"Tentu kami syukuri hasil ini, yang membuat kami tetap bertahan di Liga 1.Kunci untuk dapat lolos degradasi, kami rileks di setiap pertandingan," jelas pelatih PSIS, Jafri Sastra, seusai menahan imbang Madura United.
Eks pelatih Persis Solo itu juga mengungkapkan pentingnya perihal tanggung jawab dalam satu kesatuan tim. Bersama Jafri Sastra, PSIS mampu meraih tujuh kemenangan, dua kali imbang dan dua kali kalah, hingga akhirnya memastikan diri bertahan di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Dua pertandingan terakhir akan mempertemukan PSIS melawan Persipura Jayapura dan Persebaya Surabaya.
"Sepak bola pada dasarnya adalah sebuah pekerjaan yang mengasyikkan dan harus dinikmati. Tanggung jawab pemain harus saya satukan dengan tanggung jawa saya sebagai pelatih. Hasilnya, PSIS bisa bangkit lagi dari keterpurukan," imbuh pelatih asal Padang, Sumatra Barat itu. (Vincentius Atmaja)