Jakarta - Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, menjadi sorotan media internasional setelah kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke semifinal Piala AFF 2018. Edy Rahmayadi jadi atensi karena komentarnya yang mengaitkan kinerja wartawan dengan prestasi Timnas Indonesia.
Kegagalan Tim Merah Putih melaju ke semifinal Piala AFF 2018 menambah kekecewaan masyarakat. Sebelumnya, publik sudah kecewa terhadap kinerja PSSI yang gagal mempertahankan Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Usai timnas kalah pada pertandingan terakhir Grup B melawan Thailand dengan skor 2-4, Ketika Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, dikonfirmasi mengenai Timnas Indonesia di Piala AFF oleh seorang jurnalis.
Jawaban kontroversial keluar dari mulut pria yang juga merupakan Gubernur Sumatra Utara itu. Ucapan Edy Rahmayadi tersebut menjadi sorotan media internasional.
Dalam video yang beredar, Ketum PSSI Edy Rahmayadi memang memberikan jawaban yang tergolong mengejutkan. "Wartawannya yang harus baik. Kalau wartawannya baik, nanti timnasnya baik," kata sang bos PSSI.
Ternyata tak cuma sekali dua kali Edy melakukan hal kotroversial di mata masyarakat. Berikut 4 perilaku kontroversial Edy Rahmayadi selama menjabat Ketua Umum PSSI seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (26/11/2018).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn dituduh tidak nasionalisme
Edy pernah membuat pernyataan kedua pemain timnas yakni Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn kala hijrah ke Malaysia untuk membela Selangor FA. Saat itu, Edy mencap keduanya tak punya jiwa nasionalisme.
Saat itu Edy mengecam kepindahan Evan dan Ilham ke Selangor FA karena tengah dibutuhkan Timnas Indonesia U-23 untuk Asian Games 2018.
"Siapa mereka (Selangor FA)? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak. Kalau mata duitan, ya repot juga kita. Tidak ada jiwa nasionalisme (Evan dan Ilham). Nanti akan saya kumpulkan segera," imbuh Edy pada Desember tahun lalu.
Advertisement
2. Edy Rahmayadi geram saat ditanya soal rangkap jabatan
Edy Rahmayadi menolak ditanya wartawan tentang pengaruh kinerjanya sebagai Ketua PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara dan Dewan Pembina PSMS, terutama di saat krisis seperti kasus tewasnya seorang suporter.
Presenter acara Kompas Petang, Aiman Witjaksono bertanya kepada Edy mengapa kejadian seorang suporter bisa tewas jelang pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018). Ia kemudian pun mengalihkan pertanyaannya dan menyoroti kinerja Edy Rahmayadi sebagai Ketum PSSI.
Edy Rahmayadi menolak menjawab. "Apa urusannya anda menanyakan itu?". Menurut Aiman pertanyaan yang ia ajukan sangat sederhana dan sanga narasumber tinggal menjawab saja.
"Bukan hak anda juga bertanya kepada saya," kata Edy.
Edy Rahmayadi dan Aiman dengan #SiapPakEdy pun seketika viral dan menjadi trending topik twitter Indonesia. Bahkan kata-kata Edy Rahmayadi pun menjadi lelucon para warganet seraya menyematkan video Wawancara.
3. Menganggap cemoohan suporter jadi hal biasa
Insiden pelecehan bendera Indonesia yang dilakukan oleh salah satu pemain Timnas Malaysia U-16 berbuntut panjang. Kesebelasan berjuluk Harimau Muda Malaya itu dicemooh penonton Indonesia saat bertanding di Piala AFF U-16 2018 menghadapi Thailand, Senin (30/7/2018) lalu.
Peristiwa tegang itu membuat Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) ketar-ketir. Bahkan, wacana hingga mundur pun muncul ke permukaan. Berbeda dengan Edy Rahmayadi, ia menilai tindakan yang dilakukan suporter Indonesia masih dalam batas kewajaran. Ia juga menganggap enteng ancaman mundur dari FAM.
"Saya melihat suporter Indonesia masih wajar lah. Tidak seperti itu juga. Kata-kata mundur itu dari federasinya nantinya kalau hanya satu orang dua orang, Malaysia itu punya penduduk 28 juta orang," tutur Edy Rahmayadi.
Advertisement
4. Tampar supporter.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi datang ke Stadion Teladan Medan untuk menyaksikan pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan, Jumat (21/9/2018) malam.
Saat laga berjalan 65 menit, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang awalnya duduk di Tribun VVIP mendadak turun. Ia menyambangi suporter yang ketahuan menyalakan flare. Saat Gubernur Edy Rahmayadi menyambangi suporter tersebut beredar beberapa video yang merekam aksinya.
Dalam video Edy Rahmayadi tampak memarahi para supporter, bahkan ada salah seorang supporter yang ditamparnya. Dengan suara bentakan khasnya, dia menyuruh para supporter duduk. Namun dibalas supporter dengan nyanyian khas supporter PSMS Medan.
Usai videonya viral Edy Rahmayadi yang menggelar menggelar silaturahmi dengan awak media di Aula Bina Graha Pemprov Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (25/9/2018), memberikan penjelasan.
"Saya mana mungkin melakukan kekerasan kepada anak-anak, saya paling senang kepada anak-anak. Memang tangan saya keras ini, saya sehari saja push up 40 kali masih sanggup, kalau gak percaya kalian pegang tangan saya. Tetapi saya melakukan kemarin itu memarahi anak itu, karena menggunakan flare dan itu dilarang oleh FIFA," ujarnya.