Bola.com, Kediri - Persik Kediri kembali meraih poin absolut pada babak 32 besar Grup G Liga 3 di Stadion Brawijaya Kota Kediri, Kamis (29/11/2018). Kali ini, giliran tim yang dimanajeri Bambang Suryo, Persekam Metro FC dicukur setengah lusin gol.
Bambang Suryo yang notabene mantan pelaku pengaturan skor hadir langsung di lapangan usai malam sebelumnya jadi narasumber di acara talkshow Mata Najwa yang ditayangkan langsung Trans7. Dalam acara itu pria yang kerap dipanggil dengan nama insial BS itu buka-bukaan soal maraknya match fixing di pentas kompetisi Tanah Air.
Baca Juga
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Duel Antarlini PSS Sleman Vs PSBS Biak di BRI Liga 1: Adu Tajam Lini Depan
Advertisement
Apa penyebab Metro FC babak belur?
"Tim ini sangat tak ideal. Faktor nonteknis jadi kendala utama. Kami tak punya dana tampil di Kediri. Bahkan, anak-anak sempat tak mau berangkat. Setelah saya rayu, akhirnya mereka ke sini (Kediri)," ungkap Ferry Taufik Budiman.
Karena minim dana, lanjut Ferry Taufik, para pemain menginap di rumah warga di daerah Pesantren, Kota Kediri."Kami menyewa rumah penduduk. Satu tempat tidur dipake empat orang. Jadi anak-anak tak bisa istirahat dengan nyaman," kata Ferry Taufik.
Mantan pemain Primavera ini menambahkan para pemainnya juga tak mendapat asupan nutrisi memadai layaknya kebutuhan para atlet.
"Bagaimana bisa main bagus, kalau energinya tak ada. Imbasnya, mereka loyo di lapangan. Dan, saya tak bisa memaksa mereka tampil maksimal. Pengurus pun tak ada yang hadir di Kediri," jelasnya.
Padahal di babak pendahuluan, Metro FC sangat perkasa dengan menyingkirkan Persekam, Persekap, dan PSBI Blitar.
"Penampilan di babak ini, kemampuan anak-anak hanya limapuluh persen yang dikeluarkan. Kekalahan dari Persik saya anggap wajar. Gol-gol Persik Kediri bagus," ucapnya.