Sukses


Kasus Ajakan Pengaturan Skor di Liga 3 Seret Nama Joko Driyono dan ADS

Bola.com, Jakarta - Efek bola salju kasus pengaturan skor di pentas kompetisi sepak bola Tanah Air mulai menggelinding. Klub kontestan Liga 3 2018, PS Ngada NTT buka suara soal ajakan melakukan match fixing. Dua nama beken Joko Driyono (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Andi Darussalam Tabussala (mantan pengurus PSSI) ikut disebut-sebut dalam aktivitas yang mengkhianati semangat fair play yang didengungkan FIFA.

Kronologisnya, pada 21 November 2018 lalu, pelatih PSN, Kletus Marselinus Gabhe, ditelepon seseorang yang mengaku bernama Bambang Suryo (BS), Manajer Tim Persekam Metro FC Malang.

BS salah satu pelaku sepak bola yang sempat buka-bukaan soal match fixing di acara talkhow Mata Najwa yang bertajuk "PSSI Bisa Apa?" yang ditayangkan Rabu (28/11/2018) malam di stasiun televisi, Trans7.

Ia mengaku pelaku pengaturan skor yang telah bertobat, ingin memperbaiki kondisi sepak bola nasional dengan membuka tabir kasus-kasus match fixing di kompetisi yang berpayung ke PSSI. Menurut klaim BS, ia sempat berkolaborasi dengan bandar-bandar besar judi sepak bola internasional di masa lalu.

Mendapat telepon dari BS, Kletus Marselinus Gabhe bersikap hati-hati. Percakapan dirinya dengan BS itu direkam. Mantan pemain klub amatir Toureast di Denpasar itu tahu siapa BS. Makanya dia bersikap waspada.

Pembicaraan itu, tutur Marselinus Gabhe, dibuka dengan ucapan BS yang mengajak klubnya lolos ke babak 16 besar Liga 3 bersama Persekam Metro FC.

"BS sampaikan rencananya kami lolos berdua ke babak 16 besar. Lalu, saya tanya bagaimana caranya?" ujar Marselinus Gabhe kepada Bola.com.

Bambang Suryo kemudian menjelaskan rencananya tersebut secara terperinci. Pria berkepala plontos itu meminta pihak PS Ngada menyediakan uang Rp 100 juta untuk patungan biaya lolos ke babak 16 besar.

"Jadi kami dan BS patungan masing-masing Rp 100 juta untuk memuluskan pertandingan kami di babak ini. Uang itu untuk menata perangkat pertandingan di babak ini. BS bilang Persik tak punya uang. Mereka hanya mengandalkan tim saja," ungkap Marselinus Gabhe.

Menurut penuturan Marselinus Gabhe yang mengutip rekaman percakapan itu, uang tersebut akan disetor kepada ADS dan beberapa petinggi PSSI yang disebut-sebut bisa membantu melancarkan rencana jahat itu.

"Uang itu nanti saya yang setor ke ADS dan Jokdri," ucap Marselinus menirukan ucapan BS dalam rekaman tersebut.

Marselinus Gabhe pun minta penjelasan siapa ADS dan Jokdri yang dimaksud BS. "Ternyata BS menjelaskan ADS itu Andi Darussalam dan Jokdri adalah Joko Driyono," tutur Marselinus Gabhe.

Dalam percakapan itu pelatih PSN bertanya uang sebesar itu untuk mengawal sampai babak apa? "Itu hanya sampai lolos ke babak 16 besar. Kalau ingin lolos ke babak berikutnya harus bayar lagi," ucap BS.

Tapi akhirnya Marselinus Gabhe menutup pembicaraan itu dengan alasan kapasitasnya di tim PSN Ngada yang hanya sebagai pelatih. "Saya hanya pelatih. Saya tak punya wewenang memutuskan. Kayaknya kami juga tak punya uang sebanyak itu," tutur Marselinus Gabhe.

Saat dikonfirmasi soal kebenaran soal berita ini, Andi Darussalam beraksi keras.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Liga Indonesia (BLI) dan manajer Timnas Indonesia di era kepengurusan PSSI Nurdin Halid berujar, "Kurang ajar dia, nama saya dicatut. Begini saja, tunggu saya di Jakarta nanti kita bertemu. Saya akan bicara panjang lebar," ujar pentolan sepak bola asal Makassar ke Bola.com lewat sambungan telepon, Kamis (29/11/2018) malam.

Joko Driyono juga memberi jawaban pendek. "Ya namanya dicatut pasti bohong. Saya dapat update tentang itu, dan saya minta PS Ngada melaporkan si pencatut," tulis Joko lewat pesan singkat yang dikirimkan ke Bola.com.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

BS Sebut Nama Vigit Waluyo

Sebelumnya Bambang Suryo di acara  Mata Najwa bicara blak-blakan sosok kunci banyak kasus pengaturan skor di pentas sepak bola Indonesia.

BS menyebut jika di Indonesia ada seorang bandar yang mengurus hal-hal terkait pengaturan skor di dunia persepakbolaan.

 "Saya sebut dia sontoloyo, orang ini adalah orang pertama yang pernah kerja sama dengan saya. Beliau dulu pemilik klub, sekarang ini orang kepercayaan bandar judi Kamboja Bet365, orang Indonesia," ujarnya.

Bambang awalnya enggan menyebutkan siapa sosok yang ia sebut sebagai sontoloyo itu.

Namun, ketika Anggota Komite Eksekutif PSSI Gusti Randa, yang juga hadir menjadi narasumber, diminta Najwa Shihab untuk memberikan tanggapannya, Bambang pun mengungkapkan nama Vigit.

Bambang bereaksi usai pernyataan Gusti Randa yang menyebutkan jika PSSI bisa melakukan segalanya untuk persepak bolaan Indonesia.

Gusti Randa menjanjikan bahwa PSSI akan menyikat oknum-oknum yang merusak kemurnian sepak bola Tanah Air

"PSSI bisa apa? Bisa Segalanya. Apalagi dalam konteks match fixing itu. Jika ada yang seperti itu, maka laporkan kepada kami. Kebetulan saya Komite Hukum. Tidak usah fakta, terendus saja, akan kita sikat," kata Gusti Randa yang juga merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa.

Gusar dengan pernyataan Gusti, Bambang pun membongkar nama orang yang ia sebut 'sontoloyo'

BS juga menanyakan ke Gusti kenapa Vigit yang terlibat banyak kasus tidak pernah dipanggil Komisi Disiplin PSSI untuk disidik.

"Lho ini sudah saya buka, kenapa Vigit tidak dipanggil PSSI?" ujar Bambang Suryo.

"Ya laporannya mana?" timpal Gusti Randa.

 "Jadi apa? Apa PSSI hanya menunggu laporan? Apa hanya menunggu hasil pertandingan?" ujar Bambang lagi.

BS curhat kalau seringkali PSSI kepengurusan Edy Rahmayadi diam saja dengan adanya mafia di persepakbolaan Indonesia.

"Dulu zamannya Pak Nyalla (Mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti), mafia dikejar-kejar. Tapi sekarang mafia dibiarkan. Nyatanya banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Saya bicara ini fakta," ujar Bambang Suryo.

Video Populer

Foto Populer