Bola.com, Banjarnegara - Rencana pertandingan babak 64 besar Piala Indonesia 2018 mempertemukan Persibara Banjarnegara melawan PSS Sleman terancam batal digelar.
Persibara berstatus sebagai tuan rumah sedianya akan menggelar pertandingan di Stadion Sumitro Kolopaking, Banjarnegara, pada Jumat (21/12/2018, yang kemudian diundur menjadi 28 Desember 2018.
Baca Juga
Advertisement
Namun, status pertandingan menjadi semakin tidak jelas setelah pengurus klub Persibara kehilangan gairah.
Ketua Persibara Banjarnegara yang sekaligus Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, bersama putrinya, Laksmi Indaryani, sebagai manajer tim baru membongkar kasus dugaan praktik mafia bola di Mata Najwa, Rabu (19/12/2018). Keduanya juga telah mengundurkan diri dari Persibara.
Mengalami kerugian yang mencapai lebih dari Rp1,3 miliar akibat merasa dibohongi, membuat Persibara memilih vakum dari aktivitas sepak bola Indonesia untuk sementara waktu.
Tim berjulukan Laskar Dipayuda ini juga telah bubar semenjak gagal di babak pendahulu Liga 3 dari Persedikab Kabupaten Kediri, November lalu.
"Sebagai mantan manajer, melihat Persibara yang akan melawan PSS, berarti jelas akan butuh mengumpulkan pemain lagi. Akan perlu berapa uang lagi untuk itu, sementara kami sudah habis-habisan. Saya rasa mustahil mengumpulkan skuat dengan waktu tinggal seminggu lagi," ungkap Laksmi Indaryani kepada Bola.com.
Persibara sebenarnya memiliki keuntungan tersendiri saat menjamu PSS. Pasalnya, PSS memiliki animo suporter yang tinggi. Suporter tim Elang Jawa juga sedang dalam euforia seusai promosi ke Liga 1 2019 dan meraih trofi juara Liga 2 musim 2018.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terancam WO
Namun, Persibara bergeming tetap memiliki tekad untuk tidak melanjutkan perjalanan di Piala Indonesia.
"Banyak yang bilang kami bodoh, didatangi PSS kok malah tidak mau. Mereka punya basis suporter besar. Persoalannya, kami sudah rugi habis-habisan. Yang jelas sementara ini vakum, tidak ada aktivitas. Tapi, Persibara tetap ada di hati kami, mantan pengurus," imbuh Laksmi.
Pihaknya sudah pasrah. Persibara terancam menelan hasil memalukan dengan kalah secara walk out (WO) jika tak mampu menggelar pertandingan melawan PSS. Selain itu, Persibara juga bakal dikenai denda cukup besar karena mundur dari ajang Piala Indonesia.
"Ya, monggo saja kalau Persibara mau di-WO, tidak ada masalah buat kami. Ada regulasi jika mengundurkan diri akan didenda Rp250 juta. Sekarang ketuanya sudah bukan ayah saya, manajernya juga bukan lagi saya. Silakan kalau ada pihak yang mau mengurusi," cetus Laksmi.
Advertisement