Bola.com, Surabaya - Nama Fakhri Husaini sudah menghilang dari bursa pelatih Timnas Indonesia di level apapun. Pada 20 Desember, PSSI telah mengumumkan empat pelatih untuk empat Timnas Indonesia.
Mereka adalah Simon McMenemy (timnas putra senior), Indra Sjafri (timnas U-22), Bima Sakti (timnas U-16), dan Rully Nere (timnas wanita). Tak ada lagi nama Fakhri Husaini untuk mengisi jabatan pelatih timnas manapun.
Pada 2018, nama Fakhri begitu melambung dan berseliweran di media berkat kesuksesannya membawa Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo. Absennya Fakhri menangani Tim Garuda Muda itu disayangkan oleh pengamat sepak bola, Ferril Raymond Hattu.
Advertisement
Baca Juga
“Seharusnya, Fakhri itu mendapat tempat istimewa. Biarkan dia dengan spesialisasi mencetak pemain muda. Sampai sekarang, Indonesia masih kekurangan orang seperti Fakhri yang mau blusukan mencari pemain berbakat,” kata Ferril yang merupakan mantan kapten Timnas Indonesia.
“Tidak hanya itu, Fakhri juga melakukan pendekatan yang baik terhadap pemain, bahkan orang tua juga. Untuk menangani Timnas Indonesia U-16, dibutuhkan kesabaran karena para pemain itu labil dan perlu membangun mental yang baik,” ujarnya.
Ferril kebetulan merupakan sosok yang cukup mengenail Fakhri. Keduanya satu generasi saat sama-sama menjadi pemain Timnas Indonesia pada era 1980-an dan 1990-an. Makanya, Ferril agak menyayangan keputusan PSSI terkait hal ini.
“Saya tidak tahu program apa yang sedang disusun PSSI saat ini. Yang jelas, Fakhri itu bisa melakukan sesuatu sebagai pelatih yang meletakkan dasar bermain sepak bola. Bagaimanapun juga, di timnas, pemain akan menjalani jenjang,” ucap Ferril.
“Pemain yang pernah berada di bawah didikan Fakhri di Timnas U-16 itu nanti akan masuk ke U-19, U-22, dan juga senior. Kalau diganti-ganti, akan membawa pengaruh kepada pemahaman melakukan regenerasi pemain,” imbuh pria berusia 56 tahun itu.
Sebelumnya, Fakhri Husaini sudah menyatakan kerelaannya tidak lagi menangani Bagas Kaffa dkk. Pelatih berusia 53 tahun itu bahkan sudah mulai memikirkan soal kemungkinan dirinya melatih klub di Liga 1 2019.
“Siapapun penggantinya, saya harap bisa menjadi sosok kebapakan yang bisa mengayomi pemain. Semoga ke depan Timnas Indonesia U-16 tetap berprestasi di level Asia Tenggara kalau bisa Asia juga,” tutup Ferril.