Bola.com, Bangkalan - Bergabungnya Andik Vermansah melahirkan satu fakta baru bagi Madura United. Klub berjulukan Laskar Sape Kerap itu mengklaim Andik merupakan pemain berdarah Madura, dan meneruskan trah membela klub tanah leluhur.
Hal itu tertuang pada pernyataan Manajer Madura United, Haruna Soemitro, yang menyebutkan Andik sebagai seorang pemain berdarah Madura.
Advertisement
"Madura bukan hal baru bagi Andik, karena dia terlahir dari orang tua dan lingkungan Madura. Akhirnya, selamat datang Andik Vermansah, saatnya kamu harumkan tanah leluhurmu Madura dengan berprestasi membawa Madura United juara," kata Haruna.
Jika melihat pada data personal, Andik merupakan pemain yang lahir di Jember pada 23 November 1991. Keluarganya kemudian memutuskan untuk pindah ke Surabaya dan membuat Andik menimba pengalaman bersama Persebaya. Apakah hal itu berkaitan dengan Madura?
Jember merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Timur bagian Timur, atau biasa disebut dengan area Tapal Kuda. Di daerah ini, mulai dari Pasuruan hingga Banyuwangi, mayoritas masyarakatnya merupakan etnis Madura, dan disusul Jawa yang ikut membaur.
Kebanyakan pemain yang berasal dari Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Banyuwangi, memang berdarah Madura. Beberapa budaya seperti Karapan Sapi juga tetap dilestarikan di kalangan masyarakat daerah tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pandhalungan
Orang Jawa Timur biasa menyebut perpaduan Madura-Jawa itu dengan istilah pandhalungan. Istilah ini sepadan dengan melting pot yang juga terjadi di Amerika Serikat. Selain budaya khas Pulau Madura yang masih mengental, untuk berkomunikasi sehari-hari mereka juga menggunakan bahasa Madura.
Biasanya, daerah perkotaan masing-masing kota atau kabupaten itu memang menggunakan bahasa Jawa dialek Madura dan tetap tidak bisa lepas bagi masyarakat di sana. Bagi kebanyakan masyarakat Madura di Tapal Kuda, Pulau Madura tetaplah tempat para leluhur yang harus didatangi setiap tahunnya.
Akibatnya, muncul istilah Madura Negeri yang merujuk kepada warga Pulau Madura, dan istilah Madura Swasta untuk menyebut warga Madura di Tapal Kuda. Dengan catatan ini, bukan hal yang mengejutkan Madura United mengklaim seperti itu.
Advertisement
Kerap Diperkuat Pemain Berdarah Madura
Sebelum kedatangan Andik, klub asal Pulau Garam itu dikenal memiliki dua pemain berdarah Madura pada musim pertama tampil di TSC 2016. Keduanya adalah Bayu Gatra Sanggiawan dan Slamet Nurcahyo, yang sebenarnya lahir dan besar di Jember.
Pada Liga 1 2017, sepupu Bayu Gatra, Rizky Dwi Febrianto, kemudian menambah jumlah pemain berdarah Madura menjadi tiga orang. Terbaru, Liga 1 2018, muncul nama Imam Bagus yang merupakan pemain asli Bangkalan dan dianggap putra daerah pertama di Madura United.
Sayangnya, semua nama-nama itu tidak lagi muncul untuk skuat Madura United musim 2019. Bayu Gatra sudah memutuskan hengkang, sedangkan tiga nama lainnya belum mendapat kepastian atau diumumkan sebagai pemain Madura United lagi.
Jadi, Andik merupakan pemain berdarah Madura pertama yang akan membela Madura United pada musim 2019. Setelah itu, mungkin akan ada pemain Madura lain yang segera menyusul untuk menambah aksen kedaerahan Laskar Sape Kerap.