Bola.com, Jakarta - Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menegaskan PSSI siap bekerja sama penuh dengan Satgas Anti-Mafia Bola terkait penyelidikan dugaan pengaturan skor. Ratu Tisha juga menyatakan siap memberikan bukti-bukti yang dimiliki PSSI kepada penyidik.
Ratu Tisha menegaskan kehadiran keduanya memenuhi panggilan Satgas Anti-Mafia Bola di Jakarta, Jumat (4/1/2019), masih berkutat mengenai mekanisme keorganisasian PSSI sebagai federasi sepak bola di Indonesia.
Baca Juga
Tangan Kanan Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Evaluasi, Minta Pemain Rasakan Kekurangan di Piala AFF 2024: Harus Bisa Memperbaiki
PSM Klarifikasi Polemik Pemain ke-12 ketika Kalahkan Barito Putera 3-2 di BRI Liga 1: Sesuai Arahan Wasit Utama dan Cadangan
Rahmad Darmawan Ceritakan Kronologi PSM Mainkan Pemain ke-12 Vs Barito Putera di BRI Liga 1: Lawan Mengakui, Wasit Tetap Play-on
Advertisement
Ia juga mengungkapkan telah menjabarkan mekanisme prosedur organisasi dalam mengatasi pengaturan skor, yang melibatkan lembaga independen, Genius Sports, sejak 2017.
Tisha mengaku kehadirannya kali ini belum perlu membawa bukti-bukti yang dimiliki PSSI terkait dugaan pengaturan skor yang didapatkan dari data Genius Sports.
Namun, ia menegaskan kesiapan PSSI memberi bukti tersebut ketika Satgas Anti-Mafia Bola memintanya.
"Pastilah, karena posisi ini seperti dua sisi mata uang. Ada hukum olahraga dan ada hukum positif yang tidak bisa dijangkau PSSI. Jadi, posisinya kami pun butuh bantuan dari Satgas akan apa yang bisa dikembangkan di area Komite Disiplin sehingga kami bisa menegakkan hukum sepak bola dengan sebaik-baiknya dan begitu pun sebaliknya," ujar Ratu Tisha setelah pemeriksaan di Gedung Ombudsman RI, Jumat (4/1/2019).
Dalam diskusi mengenai citra negatif sepak bola Indonesia yang digelar PSSI Pers belum lama ini, Ratu Tisha sempat mengungkapkan ada beberapa indikasi pengaturan skor yang ditemukan Genius Sports dalam beberapa pertandingan di kompetisi sepak bola Indonesia pada 2018.
Saat itu Ratu Tisha mengatakan ada temuan Genius Sports, yaitu dua laga dengan status lampu kuning dan satu laga berstatus lampu merah yang diduga terindikasi pengaturan skor.