Bola.com, Malang - Kongres Tahunan PSSI yang digelar di Bali, Minggu (20/1/2019), memunculkan sebuah kejutan. Edy Rahmayadi secara resmi mundur dari kursi Ketua Umum PSSI.
Padahal, sebelum kongres tersebut digelar, dia masih kukuh tidak akan mundur dari jabatan tersebut. Tetapi dalam pidato pembukaan kongres, Edy menyatakan mundur.
Advertisement
Dia berpesan agar pengurus PSSI ke depan lebih kompak. Dia mengaku mundur agar PSSI bisa lebih baik. Dalam momen itu, Edy juga menyerahkan kursinya kepada Joko Driyono, yang semula jadi wakilnya.
Arema sebagai satu di antara peserta kongres (voters) melihat ada sikap patriotisme yang diperlihatkan Edy sehingga manajemen tim berjulukan Singo Edan itu memberikan aprestasi atas keputusan itu.
"Sikap patriotisme beliau perlu dicontoh. Demi kepentingan bangsa yang lebih besar, dia rela menyerahkan PSSI kepada Jokdri dan meyakini ke depan bisa lebih baik. Pesan dia, semua harus kompak dan jangan berkhianat," jelas Sudarmaji, Media Officer Arema, yang hadir dalam kongres tersebut.
Arema melihat di masa kepemimpinan Edy, banyak program yang sudah dijalankan. Dari 130 program, 54 program sudah berjalan. Sedangkan sembilan program sedang berjalan, dan 23 program akan dimulai tahun ini.
"Di tangan beliau, banyak program yang revolusioner. Kami harus objektif menilai yang sebagian besar publik tidak tahu," jelasnya.
Manjamen Arema jadi satu di antara pendukung Edy Rahmayadi dalam pemilihan Ketum PSSI pada 2016. CEO Arema, Iwan Budianto, merupakan salah seorang anggota tim suksesnya.
Edy tepilih jadi Ketua Umum PSSI periode 2016-2020. Dia mengalahkan kandidat lain seperti Moeldoko.
Namun Edy banyak disorot setelah dia terpilih jadi Gubernur Sumatra Utara tahun lalu. Tidak sedikit yang memberikan kritikan karena PSSI membutuhkan ketua umum yang bisa fokus untuk membenahi sepak bola.