Bola.com, Surabaya - Persebaya kembali pesta gol dalam Piala Indonesia 2018 di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (23/2/2019). Mereka menang 7-0 atas Persidago Gorontalo dalam leg kedua babak 16 besar.
Striker Amido Balde kembali mencetak quattrick (28’, 30, 57’, 87’). Sedangkan tiga gol sisanya masing-masing disumbang oleh Otavio Dutra (35’), Hansamu Yama Pranata (38’), Damian Lizio (45+1’).
Kemenangan membuat mereka lolos ke babak 8 besar karena unggul agregat 11-1. Sebelumnya, Persebaya sudah berhasil menang 4-1 atas Persidago pada laga tandang, Selasa (19/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Meski berhasil menang besar, pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman masih belum puas dengan penampilan Ruben Sanadi dkk. Menurutnya ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi.
“Saya bersyukur memastikan 8 besar, agregat 11-1. Mereka punya beberapa peluang. Seharusnya tidak boleh terjadi,” ungkap pelatih yang akrab disapa Djanur itu.
Laga ini juga menjadi panggung debut buat dua pemain baru Persebaya, Damian Lizio dan Elisa Basna. Djanur mengaku cukup optimistis dengan timnya melihat performa Lizio, namun Elisa masih perlu proses adaptasi lagi.
“Dengan kondisi fisik belum fit, saya melihat dia (Lizio) menjanjikan. Saya cukup optimis dan dia akan sangat membantu Persebaya. Saya mainkan Basna ini melihat kemampuan dia seutuhnya seperti apa. Dari pertandingan tadi saya bisa menarik kesimpulan,” imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Eksperimen Djanur
Laga ini juga menjadi momen bagi Djanur untuk mencoba eksperimen baru. Dia memainkan tiga bek setelah Ruben Sandi ditarik keluar diganti Rendi Irwan. Beberapa kali komposisi lini tengah juga diubah.
“Babak kedua saya mencoba untuk merubah komposisi lini tengah. Pergeseran dan lainnya. Dalam satu pertandingan tidak bagus. tapi tujuannya kalau saat dibutuhkan bisa disap. Saya ingin mencoba pemain dengan komposisi yang berbeda,” ucap mantan pelatih Persib itu.
Secara terpisah, pelatih Persidago, Romi Malanua tidak terkejut dengan kekalahan anak asuhnya. Perbedaan level antara kedua tim memang sudah terlihat. Romi juga mengakui Persebaya jauh lebih unggul dibanding timnya.
“Pertama kami bisa mengimbangi Persebya bola pendek. Tapi, kami kalah dengan postru amido. Ternyata seperti tiu. Amido cetak empat gol lewat kepala,” ucapnya.
Hal itu berbeda dengan saat Persidago berhasil menyingkirkan Persipura Jayapura di babak 32 besar. Menurut Romi, saat tiu Persipura terlihat meremehkan dan belum tahu banyak kekuatan timnya.
“Persipura belum tahu cara main kami, mungkin mereka anggap remeh. Ketika peripusa main di Gorontalo, mereka melihat kami sebelah mata. Ketika Persebaya menghadapi kami, mereka sudah tidak main-main,” tuturnya.
Advertisement