Bola.com, Malang - Timnas Indonesia U-22 berhasil memastikan melangkah ke final Piala AFF U-22. Mereka berhasil mengalahkan Timnas Vietnam U-22 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Minggu (24/2/2019), dalam fase semifinal.
Tim besutan Indra Sjafri itu menang berkat gol tunggal Luthfi Kamal lewat tendangan bebas pada menit ke-69.
Advertisement
Namun, kemenangan ini sudah membuat Indonesia tidak memiliki celah karena mereka harus susah payah meladeni permainan Vietnam.
Dari pengamatan mantan kapten Arema FC musim 2007, Suroso, laga tersebut berjalan seimbang.
"Sejak awal pertandingan, saya lihat kedua tim punya materi pemain seimbang. Siapa yang mencetak gol lebih dulu, jadi pemenangnya. Indonesia bermain lebih hati-hati sehingga permainan kurang lepas," kata pemain yang pensiun di Bhayangkara FC musim lalu itu.
Poin kedua, Suroso melihat lini tengah Timnas Indonesia U-22 masih minim kreasi sehingga serangan yang dibangun kurang menggigit. Banyak faktor yang memengaruhinya, seperti cuaca panas mencapai 36 derajat di lapangan sintetis, sampai pressing yang dilakukan pemain Vietnam.
"Pemain Indonesia sebenarnya punya skill. Faktor cuaca panas dan yang lainnya mungkin memengaruhi. Yang jelas, main di semifinal mereka seperti terbebani. Semoga saja saat final mereka lebih lepas," tuturnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kelebihan
Sedangkan dari segi kelebihan, Suroso memuji rapatnya pertahanan Indonesia. Setelah unggul, Vietnam melakukan tekanan bertubi. Tetapi, semua bisa dijinakkan oleh Bagas Adi Nugroho dkk.
"Awalnya saya sempat khawatir dengan lini belakang. Namun, mereka berhasil menjaganya dan tidak kebobolan," imbuhnya.
Suroso juga sempat khawatir pemain Timnas Indonesia U-22 tidak bisa mengontrol emosi di lapangan ketika laga perjalan ketat. Dalam beberapa momen, emosi itu sempat muncul, Dengan banyaknya kartu kuning yang diterima Indonesia.
"Kalau tidak salah ada lima sampai enam kartu kuning yang didapat Indonesia Karena beberapa momen ada duel keras. Tapi, secara keseluruhan emosi pemain masih bisa dikendalikan. Kalau tidak terkendali justru bahaya untuk permainan Indonesia sendiri," pungkas Suroso mengakhiri pembicaraan.
Advertisement